Lebih Damai, Pilkada Surabaya Minimal 3 Pasangan Calon
Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam berharap Pilkada Surabaya yang akan digelar pada triwulan ke tiga tahun 2020, bisa diikuti sedikitnya tiga pasangan calon. Peserta lebih dari dua menyebabkan suasana politik positif, kompetitif, dan juga rendah konflik jika dibandingkan dengan dua peserta saja.
"Kalau dua itu kan saingannya ketat ya. Kalau tiga poros atau lebih itu, saya rasa tidak akan ada jegal menjegal. Potensi konfliknya juga rendah. Sehingga suhu politik adem," kata Surokim kepada Ngopibareng, Jumat 7 Februari 2020.
Adanya lebih dari dua peserta juga akan berdampak positif di tataran rakyat biasa. Sebab, tak akan ada lagi ceritanya pendukung si A benci dengan pendukung si B. Pilpres 2014 dan 2019 adalah contoh nyata perpecahan jika pemilu hanya terkotak di dua poros. "Head to head itu seru, tapi dampaknya luas. Utamanya dampak negatif," katanya.
Banyak poros juga akan mempengaruhi berkuranganya tindakan politik kotor dalam Pemilu Surabaya. Ini karena Pemilu Surabaya hanya satu putaran, maka akan menutup celah persengkongkolan antar partai politik. Tak seperti di Pilkada DKI, yang dilaksanakan dalam dua putaran.
"Kalau kita itu, semua ini saling berjuang. Masing-masing poros akan berusahan untuk leading dan menang. Nggak ada lagi ceritanya musuhan di putaran pertama, berteman di putaran kedua, atau sengkokol," katanya.
Secara hitungan politik, terbentuknya tiga poros atau lebih juga memudahkan para pengamat dan lembaga survei, dalam menghitung calon mana yang kuat dan tidak. Alasannya, jika sudah terbentuk tiga poros, maka akan terlihat ceruk kekuatan masing-masing kandidat.
"Akan lebih cermat ya kekuatan dan persaingannya serta untuk memprediksi sesuatu itu, akan lebih akurat dan presisi," pungkasnya.
Advertisement