Alasan PWNU Jatim Tak Dukung Kiai Said Nyalon Ketum di Muktamar
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) resmi mendeklarasikan dukungannya kepada Kiai Haji (KH) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk menjadi Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar ke-34 di Lampung.
Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengatakan bahwa sebelum menjatuhkan dukungan kepada Gus Yahya, PWNU Jatim memiliki dua pilihan sebagai calon Ketum PBNU, yakni Gus Yahya dan KH Said Aqil Siradj.
"Hanya ada dua pilihan yaitu Gus Yahya atau Kiai Said. Kalau memilih Kiai Said itu sudah jelas kami berpegangan pada azas (batasan jabatan) dua periode. Maka PWNU Jatim kompak tidak mendukung Kiai Said," ujarnya pada Rabu 13 Oktober 2021.
Pembatasan jabatan Ketum PBNU selama dua periode tersebut, kata Gus Fahrur merupakan hasil keputusan Muskerwil PWNU 2019. Selain itu ujar dia, tolok-ukur kesuksesan pemimpin ketika mampu melakukan kaderisasi di dalam suatu organisasi.
"Ini bukan suka atau tidak suka kepada Kiai Said. Tetapi PWNU Jatim secara organisasi sudah punya keputusan, sudah dibawa Munas NU di Banjar beberapa waktu lalu. Saya jadi jubir lalu diminta dibatasi (jabatan Ketum PBNU) dan dicatat sebagai agenda perubahan AD/ART pada Muktamar," katanya.
Selain itu ujar Gus Fahrur, sosok Gus Yahya juga dianggap mumpuni untuk menjadi penerus Kiai Said untuk memimpin PBNU. Di samping itu, kata dia Gus Yahya sudah menyusun visi-misi, program kerja serta sowan ke kiai-kiai sepuh NU.
"Gus Yahya itu akan membuat perubahan termasuk soal program. Yang disukai pengurus daerah itu, adalah membuat program PBNU di daerah. Contoh seperti program pendidikan nanti di daerah mana, perikanan daerah mana. Jadi tidak terpusat di Jakarta," ujarnya.
Sebelumnya pada Selasa 12 Oktober 2021, kemarin, dalam rapat pleno gabungan Syuriah dan Tanfidziyah Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur secara resmi memutuskan akan mendukung KH Miftachul Ahyar sebagai Rois Aam PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai ketua umum (ketua Tanfidziyah) PBNU.
Advertisement