Alasan Mantan Menkes Siti Fadilah jadi Relawan Vaksin Terawan
Mantan Manteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan dirinya dengan sukarela menjadi relawan penelitian vaksin imunoterapi yang digagas mantan Menkes dokter Terawan Agus Putranto.
Dalam pernyataan tertulis yang diterima Ngopibareng.id Minggu 25 April 2021, Siti Fadilah Supari menyebut dirinya telah disuntik pada hari Jumat 23 April 2021. "Saya disuntik sel dendritic saya sendiri yang diambil dari darah saya sendiri sebanyak 40 cc," kata menteri kesehatan di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudoyono.
Pengambilan darah itu sebagian untuk baseline data, sebagian untuk proses memisahkan denditrik sel dari darah putih saya secara bertahap dengan teknologi tertentu. Kemudian denditrik sel diinkubasi antara lain dengan kit Covid 19 dan zat lainnya. Pada hari ke 8 dendritik sel nya sudah dianggap mengerti dan kuat melawan virus Covid 19.
Setelah itu denditrik sel tersebut dibersihkan kemudian disuntikkan ke dirinya lagi. "Saya disuntikkan sel dendritik saya sendiri. Jadi yang dimasukkan dalam tubuh saya itu murni dendritik sel saya sendiri," katanya.
Bedanya dengan vaksin konvensional , misalnya Astra Zeneca itu yang disuntikkan adalah the whole of antigen yang mengandung bagian dari Virus Covid 19 yang disuntikkan masuk ke dalam tubuh. Apalagi dengan Sinovac, seluruh virusnya dimasukkan ke dalam tubuh, walaupun sudah dilemahkan.
Sekarang Siti Fadilah menyebut sedang menunggu diambil darahnya lagi untuk menghitung antibodi beberapa hari lagi. “Tujuannya untuk dibandingkan dengan jumlah antibodi saya sebelumnya. Saya sudah di beri jadwal untuk kembali ke RSPAD lagi untuk melanjutkan pemeriksaan lab dalam rangka penelitian vaksin Nusantara,” katanya.
Kalau penelitian ini berhasil, nantinya diharapkan bukan hanya untuk Covid 19 saja, tapi bisa digunakan untuk semua antigen dari mutasi Covid 19 yang saat ini tersebar diberbagai belahan dunia.
Inilah yang disebut vaksin imunoterapi. Approachnya adalah yaitu vaksinasi berbasiskan imunoterapi.
Dalam pernyataannya, anggota dewan pakar PP Muhammadiyah itu menyebutkan, mendukung penelitian vaksin imunoterapi dari dokter Terawan, atas kesadarannya sendiri berdasarkan disiplin ilmu yang ia pelajari.
Mantan Menkes yang berani menolak kebijakan WHO terkait pandemi flu burung di Indonesia, menegaskan banyak ilmuwan, politisi, perwira tinggi dan pekerja seni yang menjadi relawan untuk penelitian vaksin imunoterapi dari mantan Menkes dokter Terawan, selain dirinya. "Silakan dicek di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, berapa banyak yang telah mencatatkan diri sebagai relewan penelitian Pak Terawan Agus Putranto," kata Siti Fadilah Supari.
Advertisement