Alasan Jokowi Tak Pakai Lockdown, Minta Warga Patuh PPKM Mikro
Presiden Joko Widodo menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat mematuhi dan mendukung Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro. Presiden berpandangan ini merupakan cara terbaik untuk memutus mantai rantai penularan Covid-19 yang kembali bergejolak.
"Pemerintah tidak menggunakan istila lockdown tapi cukup dengan PPKM berskala mikro," kata Presiden dari Istana Bogor Rabu 23 Juni 2020.
Alasan Kepala Negara tidak melakukan lockdowon karena pemerintah mempertimbangkan aspek politik sosial dan ekonomi. Dengan PPKM skala mikro ini masyarakat masih bisa beraktivitas meski dalam yang terbatas.
Kepala Negara juga berbicara tentang vaksinasi, sebegai upaya meminimalisir penularan Covid-19. Siapa saja yang memperoleh kesempatan untuk divaksikan hendaknya diterima. "Agama manapun tidak ada yang melarang vaksin" kata Presiden.
Presiden mengingatkan cara lain untuk menghindari penularan Covid-19 adalah tinggal di rumah saja. "Tinggal di rumah lebih aman, bila tidak ada kepentingan yang sangat mendesak," pesannya.
Plt Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menyebut virus Corona varian Delta bisa menular dengan sangat cepat. Terbukti di Kudus, Jawa Tengah, hampir semua sampel yang diperiksa merupakan varian delta.
Maxi mengatakan ada beberapa perbedaan Corona varian delta dengan virus Corona yang asli dari Wuhan. Perbedaan yang disebut menonjol dari varian delta ini adalah kecenderungannya lebih mudah menyerang kelompok usia muda.
"Memang ada kecenderungan kalau lihat varian delta ini di beberapa rumah sakit kami melihat umur di bawah 18 tahun, 10 tahun, sudah ada yang kena," kata Maxi dalam diskusi yang disiarkan oleh kanal Youtube Forum Merdeka Barat 9, Rabu 23 Juni 2021.
Maxi mengatakan varian Delta kurang lebih menyebabkan keluhan yang sama seperti varian lainnya. Gejala ringan yang dilaporkan meliputi demam, batuk, hingga pilek.
Menurut data yang dihimpun oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), saat ini proporsi kasus Covid-19 anak secara nasional adalah 12,5 persen. "Data nasional saat ini proporsi kasus konfirmasi positif COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun ini adalah 12,5 persen. Artinya 1 dari 8 kasus konfirmasi itu adalah anak," kata Ketua Umum IDAI, dokter Aman Bhakti Pulungan, beberapa hari lalu.