Alasan Indonesia Gabung BRICS, Bersama Rusia dan China
Indonesia menyatakan ingin bergabung dengan organisasi internasional BRICS, atau Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Pernyataan itu disampaikan Menlu Indonesia Sugiono ketiaka hadir di KTT BRICS plus di Kazan, Rusia.
Bergabung ke BRICS
Indonesia bergabung ke BRICS dengan status negara partner, bukan anggota penuh. Indonesia bergabung Bersama 12 negara lain dengan status serupa. Di antaranya terdapat tiga negara yang juga anggota ASEAN. 12 negara itu antara lain Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
BRICS yang berdiri sejak tahun 2006 oleh empat negara, Afrika Selatan sendiri bergabung di tahun 2010. Sejumlah negara baru menjadi anggota tetap di tahun ini, yaitu Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Alasan Gabung BRICS
Dalam keterangan tertulisnya kepada media, Sugiono menjelaskan sejumlah alasan mengapa Indonesia bergabung ke BRICS. "Bergabungnya ke BRICS bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan aktif berpartisipasi di setiap forum," kata Sugiono menjelaskan jika langkah tersebut menjadi sikap nyata dari politik luar negeri Bebas Aktif.
Ia juga menegaskan jika Presiden Prabowo dan dirinya akan terlibat dalam pertemuan G20 dan G7 bulan depan, sebagai bentuk politik luar negeri Bebas Aktif.
Indonesia pun memandang BRICS sebagai forum untuk memaukan negara berkembang atau Global South. Sejumlah hal yang ingin diperjuangkan Indonesia dalam BRICS antara lain, menegakkan hak atas pembangunan berkelanjutan, serta komitmen negara maju pada negara berkembang.
Kemudian berperan dalam reformasi sistem internasional agar lebih inklusif dan relevan dengan kondisi saat ini. Selanjutnya, mendorong BRICS untuk menjadi perekat solidaritas antara negara berkembang atau Global South.
Advertisement