Umar bin Khattab Kesulitan Administratif, Sejarah Tahun Hijriyah
Umat Islam segera merayakan tahun baru 1 Muharram 1444 H. Muharram merupakan salah satu bulan yang Allah muliakan sebagai arba’atun hurum -- selain Zulqaidah, Dzulhijah, dan Rajab. Pada bulan-bulan tersebut Allah SWT menjanjikan pahala yang berlipat atas setiap amal saleh yang dikerjakan manusia.
Sebaliknya, Allah SWT memberikan ancaman berlipat pula atas setiap dosa yang diperbuat manusia.
Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang mulia, pada saat itulah Allah telah menciptakan 12 bulan, empat di antaranya adalah bulan haram: Zulqaidah, Zulhijah, Muharram, dan Rajab.
Kendati merujuk pada hiijrahnya Nabi, penanggalan kalender Islam baru resmi digunakan saat sistem pemerintahan Islam dipimpin Khalifah Umar bin Khattab atau 17 tahun setelah Hijrah (7 tahun setelah Rasullah Wafat).
Persoalan Administrasi
Kebutuhan akan adanya sistem penanggalan ini berangkat dari persoalan administratif surat-menyurat. Saat Abu Musa Al-Asy’ari ditunjuk sebagai Gubernur, dirinya kebingungan karena surat yang dikirim Umar kepadanya tertulis tanpa tanggal yang rinci dan detail. Ia mendapati surat pada bulan Sya’ban, namun dirinya bingung Sya’ban tahun berapa.
Tentu hal tersebut menjadi persoalan serius jika diarsipkan ke dalam administrasi kenegaraan. Ditambah lagi, banyak wilayah kekuasaan Islam yang memiliki penanggalannya sendiri, sehingga pengarsipan menjadi semakin rumit.
Akhirnya, Umar mengumpulkan para Sahabat untuk membahas soal penanggalan. Kemudian prosesi hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah akhirnya sepakat dipilih dari sekian usulan alternatif acuan tahun Islam, karena saat itulah titik awal membangun masyarakat Islami. Disepakati pula oleh para Sahabat untuk nama bulan yang pertama adalah Muharram.
“Setelah 17 tahun Nabi SAW Hijrah, umat Islam baru membuat penanggalan kalender Hijriyah, yaitu perhitungannya dari Muharram. Kalau direnungkan, pasti ada hikmah di baliknya,” tutur Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Khaeruddin Hamsin dalam Khutbah Jumat di Masjid KH. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Jumat.
Khaeruddin, juga Kepala Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Lantas, mengapa bulan Muharram yang dipilih sebagai awal bulan dalam penanggalan Hijriyah? Hikmah dari ditetapkannya Muharram sebagai awal bulan karena Umar tidak ingin ada pengkulutusan yang berlebihan kepada Rasulullah. Bila Nabi Saw dikultuskan sedemikian jauh, barangkali bulan Rabiul Awal akan jadi bulan yang paling spesial di antara bulan yang lain. Pasalnya, pada bulan ini Nabi Saw dilahirkan dan melakukan hijrah.
“Betul kita sebagai umat Islam harus menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan. Tapi ada kekhawatiran dari Umar bin Khattab jangan-jangan kalau ditetapkan pada bulan Rabiul Awal, itu terjadi pengkultusan pribadi. Sementara umat Islam itu mengkulutuskan nilai-nilainya, bulan pribadinya,” terang Khaeruddin.