Al-Quran Bicara Substantif, Ini Penjelasannya
Al-Quran menjadi bacaan penting bagi masyarakat Muslim di Indonesia. Secara umum, di sudut-sudut kota, di pedesaan, Al-Quran dibaca setiap usai Maghrib dan menunggu waktu salat Isya'.
"Aku membaca Al-Qur'an. Di dalamnya aku menemukan banyak kisah yang beragam dan sejarah kehidupan manusia sejak Adam sampai Nabi Muhammad SAW," kata KH Husein Muhammad.
"Tetapi aku melihat betapa sedikitnya ia menyebut nama orang-orang yang terlibat di dalamnya. Hanya beberapa saja. Siapakah saudara-saudara (Ikhwah Yusuf) dan isteri Nabi Yusuf?
"Siapakah nama Isteri para Nabi? Dari Adam, Idris, Nuh, Hud, Ibrahim, dll. Ada disebutkan dalam kitab suci itu "Imra-ah Imran", perempuan (isteri) Imran atau "Ummi Musa" (Ibu Musa). Siti Sarah dan Siti Hajar yang dikenal sebagai isteri Nabi Ibrahim juga tidak disebutkan dalam Al-Qur'an.
Lalu Siapakah nama-nama Ashabul Kahfi (penghuni gua) yang jumlahnya 7 orang plus seekor anjing itu ?.
Begitulah untuk menyebut sebagai contoh saja. Allah tidak menyebutkan nama-nama para pelaku atau pemeran kisah-kisah tersebut kecuali beberapa saja.
Lalu saat Allah menyebut nama Fir'aun, apakah itu nama aslinya atau gelar saja dalam sebuah dinasti, seperti Hamengkubuwono di Yogya, misalnya. Konon nama Firaun yang dikalahkan Nabi Musa adalah Ramses II.
Bagaimana dengan nama Khadhir, yang disebut-sebut sebagai Nabi itu, orang yang harus ditemui Nabi Musa di pantai pertemuan dua Lautan?
Mengapa begitu?. Aku pikir yang diutamakan dalam sebuah kisah atau cerita adalah peristiwa, faktor-faktor penyebabnya, akibatnya dan pelajaran yang patut diperhatikan dan diambil.
Al-Qur'an menyebutkan :
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman".
Tampak jelas, Al-Qur'an lebih mengarahkan pembacanya untuk berpikir substantif, tidak formalis.
Demikian pesan KH Husein Muhammad (18.08.2020)
Advertisement