Al-Fatihah Obat Segala Penyakit, Makna dari Dialog Sufi
Seluruh umat Muslim seharusnya tidak akan pernah sakit, karena setiap hari selalu membaca surat Al-Fatihah sebagai obat segala penyakit jasmani dan rohani, yakni minimal 17x (17 rakaat salat wajib 5 waktu).
Belum lagi ditambah, apalagi apabila ditambah dengan salat pelengkap (12 rakaat rawatib) dan 2 waktu lainnya (8 rakaat dhuha dan 8 rakaat lail/tahajud + 3 rakaat witir) serta tambahan 2 rakaat salat sunnah lainnya (kalau ditotal tidak lebih dari 50 rakaat per hari).
Insya Allah, apabila surat Al-Fatihah dibaca dengan benar dengan pengertian dan khusyu’, kita akan selalu sehat.
Dimikian disebutkan dalam Buku Dialog-Dialog Sufi, Husein Shahab. Ini penjelasan lengkapnya:
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw) bersabda, “Surah Al-Fâtihah adalah obat dari segala penyakit.”
Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata, “Sesungguhnya semua yang ada dalam Alquran terdapat dalam al Fâtihah, dan semua yang ada dalam al Fâtihah terdapat dalam Basmalah…”
“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang (al Fâtihah) dan Al-Quran yang agung.” (Q.S. al Hijr [15]: 87)
Pendalaman Makna Al-Fatihah
Untuk memperdalam pengertian surat Al- Fatihah, sbb:
“Al-Fatihah adalah Media antara Aku dan hamba-Ku”
Suatu hari Rasulullah saw bersabda, “Allah telah berfirman (dalam sebuah hadis qudsi): Aku bagi surah Al-Fatihah antara Aku dan hamba-Ku. Setengahnya untuk-Ku dan sebagian yang lain untuk hamba-Ku. Dan akan Ku-kabulkan apa-apa yang dimohon oleh hamba-Ku.
Apabila hamba-Ku berkata,
‘Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,’ maka Allah Azza wa Jalla menjawab, ‘Hamba-Ku telah memulai dengan menyebut nama-Ku. Dan karenanya Aku berhak untuk menyempurnakan segala perkaranya serta memberkati seluruh keadaannya.’
Apabila hamba-Ku berkata, ‘Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta,’ maka Allah Azza wa Jalla berkata, ‘Hamba-Ku telah memuja-Ku; dia tahu bahwa nikmat yang ada di sisinya adalah dari-Ku dan bencana yang dijauhkan darinya adalah lantaran kasih sayang-Ku. Ku-persaksikan kepada kalian bahwa kini Aku tambahkan nikmat-nikmat akhirat di samping nikmat-nikmat dunia; dan akan Ku-jauhkan darinya bencana-bencana akhirat sebagaimana Ku-jauhkan darinya bencana-bencana dunia.’
Apabila hamba-Ku berkata, ‘(Allah) Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,’ maka Allah Azza wa Jalla berkata, ‘Hamba-Ku telah menyaksikan-Ku bahwa Aku-lah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang; kini Ku-persaksikan kepada kalian bahwa Aku akan penuhi nasib hidupnya dengan rahmat-Ku, dan akan Ku-karuniai hayatnya dengan pemberian-pemberian-Ku.’
Apabila hamba-Ku berkata, ‘Maliki yaumiddin, Yang Menguasai hari Pembalasan,’ maka Allah Azza wa Jalla berkata, ‘Kupersaksikan kepada kalian sebagaimana yang diakuinya bahwa Aku-lah yang berkuasa pada hari pembalasan itu, dan akan Ku-permudah hisabnya pada hari hisab kelak serta akan Ku-maafkan segala kesalahannya.
Apabila hamba-Ku berkata, ‘Iyyaka na’budu, hanya Engkaulah yang aku sembah,’ maka Allah Azza wa Jalla berkata, ‘Hamba-Ku benar ketika dia menyembah-Ku. Kini Ku-persaksikan kepada kalian bahwa Aku akan berikan kepadanya ganjaran karena ibadahnya sehingga orang-orang yang tidak sama sepertinya akan merasa iri kepadanya.’
Apabila hamba-Ku berkata, ‘Wa iyyaka nasta’in, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan,’ maka Allah Azza wa Jalla berkata, ‘Hamba-Ku telah minta pertolongan dari-Ku dan kembali kepada-Ku. Kini Ku-persaksikan kepada kalian bahwa Aku akan menolongnya dalam setiap urusannya; Aku akan membantunya dalam kesulitan-kesulitannya dan akan Ku-ulurkan tangan-Ku kepadanya pada saaat dukanya.’
Apabila hamba-Ku berkata, ‘ihdinas sirathal mustaqim shiratal ladzina an ‘amta ‘alaihim ghairil maghdubi ‘alaihim wa ladhdholin, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat,’ maka Allah Azza wa Jalla berkata, ‘Bagian ini untuk hamba-Ku. Mereka berhak mendapatkan apa yang mereka mohonkan. Aku telah kabulkan permohonan hamba-Ku; Aku telah berikan kepadanya apa yang diharapkannya. Aku telah menyelamatkannya dari apa yang dia mohonkan dengan perlindungan-Ku.’ “
(Sumber: Buku Dialog-Dialog Sufi, Husein Shahab)
Advertisement