Akun Instagramnya Tak Bisa di Akses, FPI Salahkan Jokowi
"Iya. Kami melihat akun ini sudah direkrut oleh pemerintah. Atas nama pemerintah, ini yang berbahaya."
Salah satu akun media sosial milik Front Pembela Islam (FPI) belakangan ini tiba-tiba tak bisa diakses.
Tak hanya itu, situs resmi ormas yang dipimpin Habib Rizieq Shihab ini, dengan alamat: fpi.or.id juga tak bisa dikunjungi.
Tokoh FPI, Habib Novel Bamukmin menegaskan bahwa akun media sosial dan situs resmi FPI diblokir.
Namun, pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengaku pihaknya sama sekali tak terlibat mengenai pemblokiran media sosial dan situs milik FPI.
"Hal itu (pemblokiran) tidak ada yang dari Kemkominfo," ujar Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kemenkominfo Noor Iza, dilansir dari laman Kricomid, Sabtu, 23 Desember 2017.
Noor menduga situs FPI yang tak bisa diakses mungkin saja bukan karena diblokir. Namun, karena ada masalah IT.
"Bisa tanya ke ahli IT," kata dia.
Menurut kabar yang beredar, situs dan akun media sosial Instagram FPI ini sudah tak bisa diakses sejak Selasa, 19 Desember 2017, lalu.
FPI pun rencanya bakal melakukan perlawanan. Salah satunya dengan menyerukan agar semua simpatisan dan anggota FPI memboikot media sosial.
Rencananya, aksi ini akan berlangsung pada 25 Desember mendatang. Para pendukung nantinya dilarang menggunakan medsos.
"Itu semua bukan dari FPI saja, tapi dari Alumni Aksi 212 juga ada," kata tokoh FPI Habib Novel Barmukmin, SAbtu 22 Desember 2017.
Novel mengatakan, kejadian bermula saat cyber army FPI tiba-tiba tak bisa mengakses Instagram milik mereka.
"Pada saat ingin menyampaikan pesan-pesan itu, seakan-akan dihabisin satu persatu. Termasuk Front TV juga diabisin sebelum acara itu. Padahal itu khusus untuk acara kemanusiaan juga," ujarnya.
Namun, nantinya anak-anak muda FPI itu akan membuat kanal sendiri untuk menyampaikan informasi ke publik mengenai pesan-pesan mengenai keagamaan tanpa menggunakan Facebook dan Instagram.
Novel pun menuding pihak Joko Widodo, jadi aktor utama di balik diblokirnya sejumlah akun media sosial milik FPI. Hal ini tak lepas dari adanya sejumlah kritik dan tekanan yang selama ini dilakukan ormas Habib Rizieq Shihab itu terhadap pemerintah.
Novel Barmukmin juga menuding pemerintah saat ini justru memelihara akun-akun media sosial yang kerap menyebarkan hoax atau berita buruk. Ia pun tak menampik jika akun-akun tertentu sudah dipakai rezim penguasa untuk memberantas ormas garis keras.
"Iya. Kami melihat akun ini sudah direkrut oleh pemerintah. Atas nama pemerintah, ini yang berbahaya," katanya.
"Jadi kami minta kepada Kemenkominfo untuk bertindak adil. Padahal kami selama ini membantu pemerintah," tambah Novel.
Beberapa kegiatan yang membantu pemerintah antara lain pengiriman relawan bencana alam, krisi Rohingnya dan relawan ke Palestina.
"Ke Palestina itu berlangsung tiap tahun. Bukan hanya karena konflik saja. Bahkan di sana ada rumah sakit yang benar-benar nama FPI diabadikan. Kami intens membantu mereka," kata dia.
"Nah dengan ditutupnya akun ini, masyarakat jadi kehilangan informasi yang peduli terhadap saudaranya didalam dan luar negeri. Padahal, Alhamdulillah selama ini kami yang dipercaya," tutupnya. (frd)