Akui Peran Islam Moderat NU Dubes Pakistan Ajak Bangun Perdamaian
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj memenuhi undangan silaturahim dan buka puasa bersama Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Muhammad Hassan, di Kedubes Pakistan, Jakarta, Jumat, 30 April 2021.
Duta Besar Pakistan mengaku terkesan terhadap peran yang selama ini dilakukan Nahdlatul Ulama dalam upaya membangun perdamaian di dunia melalui sikap yang moderat dan toleran. Ia juga terkesan karena NU melakukan banyak hal melalui dunia pendidikan dan kesehatan.
“Kami sangat terkesan dengan semua hal yang telah dilakukan Nahdlatul Ulama. Peran utama ulama (memang) adalah penjembatanan Islam moderat yang selama ini ditekankan oleh NU,” kata Dubes.
Menurutnya, perdamaian yang telah dilakukan NU bukan hanya untuk internal umat Islam, melainkan juga untuk dunia internasional. Dirinya mengaku setuju dengan upaya yang telah dilakukan NU untuk perdamian.
“Kami setuju dengan pendekatan yang dilakukan NU, maka pesan damai ini lah yang juga kami tekankan,” kata Dubes Pakistan.
Ia mengatakan, umat Islam sudah seharusnya menunjukkan kepada dunia tentang moderatisme dan toleransi, serta bagaimana menjaga hubungan baik dengan penganut agama lain. NU sendiri, menurutnya, bukan hanya berbicara, tapi telah melakukannya.
“Inilah yang sebenarnya telah di lakukan dan kami sangat menghargai apa yang telah dilakukan NU. NU sudah melakukan hal itu saya sangat setuju,” jelasnya. Sebaliknya, ia menyampaikan bahwa radikalisme dan terorisme merupakan hal berbahaya dan bukan ajaran Islam. Islam, menurutnya, agama yang toleran sebagaimana yang diajarkan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW.
“Inilah pesan toleransi yang harus kita tekankan di dunia Islam maupun secara luas,” ucapnya. Sehingga, sambungnya, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas radikalisme dan terorisme merupakan orang-orang yang salah dalam memahami ajaran Islam.
Dalam acara buka bersama itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj didampingi Ketua PBNU Robikin Emhas, Wasekjen PBNU Andi Najmi Fuadi dan Ulil Hadrawi serta Sespri Ketum PBNU M Sofwan.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengajak Dubes Pakistan untuk bersama-sama menyamakan persepsi tentang bahaya radikalisme dan terorisme. Sebab menurut Kiai Said, keduanya merupakan musuh bersama karena merusak nama Islam. “Radikalisme dan terorisme itu merusak nama baik Islam,” kata Kiai Said.
Kiai Said pun membagi dua sumber radikalisme yang berkembang akhir-akhir ini. Pertama, sumber radikalisme akidah yang berasal dari wahabi.
Menurutnya, wahabi tidak melakukan kekerasan secara fisik, tetapi suka menyalahkan amaliyah kelompok lain seperti tuduhan bid’ah. “(Wahabi menganggap) Maulid nabi bid’ah, haul bid’ah,” ucapnya.
Kedua, sumber radikalisme politik, yakni berasal dari Ikhawanul Muslimin (IM). Kiai Said mengutip tokoh IM Sayyid Qutb yang menolak semua sistem pemerintahan kecuali khilafah.