Aktor Yoo Ah In Bantah Penyebab Kerumunan Tragedi Itaewon
Tragedi Itaewon, Korea Selatan, terjadi di malam Halloween, Sabtu 29 Oktober 2022. Peristiwa itu menewaskan 156 orang. Korban perempuan berjumlah 101 orang, sedanggkan laki-laki sebanyak 55 jiwa. Korea Selatan memasuki masa berkabung hingga 5 November mendatang.
Saat peristiwa ini terjadi, banyak rumor yang tersebar mengenai penyebab terjadinya kerumunan besar. Salah satunya adalah rumor bahwa ada selebritas dan influencer terkenal yang datang. Salah satunya ialah Yoo Ah In.
Label Yoo Ah In, seperti dikutip dari Koreaboo.com, menyangkal tuduhan tersebut. Di sisi lain, Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan mengklarifikasi, penyelidikan sedang berlangsung dan tidak ada penyebab spesifik dari lonjakan kerumunan yang dapat diverifikasi.
Menurut agensi, Yoo Ah In yang terkenal setelah berakting dalam drama Sungkyunkwan Scandal, bahkan tidak berada di Korea Selatan ketika insiden itu terjadi.
"Yoo Ah In meninggalkan Korea pada tanggal 29 Oktober, dan dia saat ini berada di luar negeri," tegasnya.
Pencemaran Nama Baik
Tak hanya nama Yoo Ah In, ada beberapa tudingan yang menyasar selebriti, influencer, bahkan live streamer menyusul tragedi Itaewon.
Nama influencer Park Jung Kyu juga disebut menyebabkan kericuhan yang mengakibatkan lebih dari 150 orang meninggal itu. Park Jung Kyu membantah kabar tersebut. "Pertama saya mengucapkan dukacita mendalam kepada para korban," kata Park Jung Kyu.
"Saya mendapat banyak hujatan dari warganet yang mengatakan orang-orang memenuhi kawasan di mana peristiwa terjadi untuk datang ke bar tempat saya berada," Park menjelaskan. "Saya pergi masuk ke satu bar untuk menghindari kerumunan besar di luar. Saya berada di dalam sekitar 30 menit karena para bartender mengatakan suasana di luar terlihat membahayakan," lanjut influencer tersebut. Rumor tentang dia berkaitan dengan tragedi Itaewon menjadi sangat liar. "Saya berharap polisi bisa mengungkap penyebab tragedi ini," ujar Park Jung Kyu,
Beberapa media menulis, polisi telah memperingatkan terhadap tindakan yang bisa digolongkan sebagai pencemaran nama baik. Mereka menyatakan akan waspada dalam menuntut semua kasus pencemaran nama baik yang melibatkan lonjakan massa.
Polisi dilaporkan telah mulai menyelidiki enam kasus pencemaran nama baik dan meminta 63 postingan online terkait tragedi Itaewon untuk dihapus.