Aktivitas Vulkanik Meningkat, TNBTS Tutup Pendakian Semeru
Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger-Semeru (TNBTS) menutup jalur pendakian Gunung Semeru. Keputusan penutupan tersebut dilakukan menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Berdasarkan laporan Pos Gunung Api (PGA) di Gunung Sawur Kabupaten Lumajang, terpantau Gunung Semeru terus mengeluarkan guguran lava pijar dari kawah Janggring Saloko.
“Berdasarkan laporan tersebut, BB TNBTS menutup sementara jalur pendakian ke Gunung Semeru mulai 30 November sampai dengan batas yang belum ditentukan. Keputusan ini dilakukan untuk mengutamakan kepentingan keselamatan jiwa pendaki,” kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas BB TNBTS, Sarif Hidayat, Senin 30 November 2020.
Untuk melakukan sterilisasi areal pendakian di Gunung Semeru, Sarif mengatakan, sudah menurunkan tim untuk melakukan evakuasi jika terpantau ada pendaki yang masih belum kembali.
“Kami ambil upaya preventif untuk keselamatan jiwa pendaki. Harapannya semua pendaki hari ini sudah balik semua. Di masa pandemi, kebijakannya pendakian memang hanya dua hari satu malam,” katanya.
Sedangkan, bagi para pendaki yang sudah booking tanggal pendakian, Sarif mengatakan, pihak BB TNBTS akan melakukan reschedule terkait jadwal pendakian tersebut.
Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo-Tengger Semeru (TNBTS) meminta masyarakat tetap waspada aktivitas vulkanis Gunung Semeru meningkat.
Guguran dan lava pijar teramati terjadi 13 kali dengan jarak luncur sejauh 500 hingga 1.000 meter ke arah Besuk Kobokan dengan amplitudo terekam 12 milimeter dan lama gempa tremor 1994 detik.
Meningkatnya aktivitas vulkano Gunung Semeru ini pihak BB TNBTS meningkatkan status dari normal ke waspada.
Berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara.
Advertisement