Aktivitas Kegempaan Gunung Raung Mulai Menurun
Aktivitas vulkanik Gunung Raung mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan hari ini, Jumat, 12 Februari 2021. Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, aktivitas kegempaan hari ini sudah menurun.
Gempa menerus atau microtremor terekam dengan amplitudo dominan 1-7 mm dominan 1 mm. Padahal beberapa hari terakhir aktivitas kegempaan di Raung sempat mencapai dominan pada 7 mm.
"Iya sudah mulai turun. Dari sistem kegempaan sebenarnya mulai kelihatan jam 08.47 WIB pagi," ujar Petugas PPGA Raung, Burhan Alethea.
Penurunan aktivitas kegempaan ini, lanjut Burhan, belum bisa dijadikan sebuah kesimpulan bahwa erupsi Gunung Raung secara umum juga sudah menurun. Karena untuk mengambil kesimpulan itu masih ada beberapa parameter lain yang harus di seperti deformasi.
“Kita lihat dua hari ke depan. Mungkin besok atau nanti malam kami akan melihat parameter lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PPGA Raung, Mukijo menyatakan, untuk memastikan erupsi Raung sudah mengalami penunurunan atau tidak masih perlu pengamatan lebih lanjut. Saat ini pihaknya masih terus mengikuti dan memantau perkembangan kondisi Gunung Raung.
Menurutnya, berdasarkan pantauan PPGA Raung pada pukul 08.00 WIB, ketinggian asap yang keluar dari Gunung Api masih mencapai ketinggian 2.000 meter. Selanjutnya, visualnya tidak bisa terlihat seperti apa karena tertutup kabut.
Mukijo menambahkan, jika melihat aktivitas-aktivitas Gunung Raung sebelumnya, walaupun tremornya sudah turun dalam beberapa waktu ke depan masih ada potensi muncul lagi.
“Memang kegempaan turun tapi masih terus kita pantau dulu kita ikuti dulu,” tegasnya.
Lebih jauh Mukijo menjelaskan, pada erupsi tahun 2012, begitu aktivitas kegempaan menurun, selang beberapa minggu kemudian muncul lagi dengan skala yang lebih kecil. Setelah itu kegempaan berhenti lagi dan selang beberapa minggu muncul lagi dengan skala kecil sampai benar-benar berhenti. Sedangkan pada erupsi tahun 2015 begitu aktivitas kegempaan menurun kemudian muncul tremor yang kecil selama beberapa bulan, sampai akhirnya benar-benar berhenti.
“Kalau dua erupsi sebelumnya, setelah menurun muncul lagi tapi dengan skala yang lebih kecil. Secara umum susulan yang muncul setelahnya itu lebih kecil,” ungkapnya.
Mengenai potensi hujan abu dirinya masih belum bisa memastikan apakah menurun atau tidak. Namun kemungkinan intensitas hujan abu juga ikut menurun. “Kemungkinan hujan abu ikut menurun namun sambil kita lihat lagi kalau visualnya sudah terlihat,” ujar Mukojo.
Advertisement