Aktivitas di Pusat Grosir Tanah Abang Kembali Normal
Aktivitas di Pusat Grosir Tanah Abang Jakarta Pusat, mulai pulih, setelah beberapa hari terpuruk pasca kerusuhan 21 dan 22 Mei 2019. Kerusuhan yang semula terjadi di Depan Gedung Bawaslu yang terletak di kawasan Jl Thamrin, Jakarta Pusat, meluas ke daerah Petamburan Hingga Slipi Jakarta Barat.
Akibat terhentinya transaksi bisnis di Pusat Grosir Pasar Tanah Abang pasca kerusuhan, kerugian yang ditanggung para pedagang totalnya sekitar Rp 2 miliar.
"Walaupun permintaan barang dari luar pulau terus meningkat untuk keperluan lebaran, tapi semua toko di Pasar Tanah Abang tutup," kata seorang pedagang busana asal Bintaro Jakarta, Henny.
Henny mempunyai jaringan bisnis busana muslim sampai Palu dan Gorontolo. Satu kali kirim bisa 15 sampai 25 koli. Jadwal pengiriman ke luar pulau biasanya disesuaikan dengan pasar darurat Tasik di Cideng Tanah Abang yang digelar setiap hari Senin dan Kamis.
Para pedagang menyebutkan harga busa muslim di Cideng ini harganya lebih murah dibanding dengan barang-barang yang sudah masuk pasar. Sebab itu, kata pedang yang lain mengakui pada hari Senin dan Kamis, para pedagang konsentrasinya di Pasar Tasik di Cideng ini. Karena pembeli datang sendiri, baik yang membeli untuk dipakai sendiri maupun akan dijual lagi.
Bicara soal kualitas, beberapa pembeli mengakui kerapihan pengerjaan dan bahan dasarnya lebih bagus daripada yang di dalam Pasar Tanah Abang Blok A maupun di Blok B. "Yang berbeda kemasannya. Kalau di Blok sudah dikemas rapi, stannya ber AC. Beda dengan Pasar Tasik di Cideng ini. Ruang pamernya berupa mobil di lapangan terbuka, di tengah terik matahari.
"Jam buka juga beda, di Pasar Tasik pukul 05.30 WIB sudah dipenuhi pembeli dari berbagai daerah. Pukul 10.00 WIB sudah pada banyak yang pulang," kata koordinator pedagang Pasar Tasik di Cideng, Tanah Abang, yang biasa dipanggik Mang Ujang.
Lucy, seorang karyawati sebuah Bank BUMN, menyatakan sudah lama jatuh hati dengan pakaian wanita made in Tasikmalaya ini. Di samping harganya murah, motif dan desainnya kekinian. "Ini saya ambil beberapa potong untuk pakaian kerja dan lebaran. (Sebanyak) 10 potong harganya tidak sampai Rp 1 juta. Kalau sudah melekat di tubuh, orang akan percaya kalau saya bilang beli di boutique-nya desainer Ivan Gunawanan," canda Lucy sambil menghapus keringatnya gara gara kepanasan di pasar Tasik Cideng. (asm)