Aktivis Lingkungan Hidup, Lewis Hamilton Ikut Ajang Extreme E
Pembalap Mercedes-AMG Lewis Hamilton resmi mendirikan sebuah tim bernama X44. Namun, bukan berarti dia bakal meninggalkan Formula 1 (F1) dan balapan untuk timnya sendiri.
Tim X44 milik Hamilton ini akan terjun di ajang Extreme E, balapan reli dengan menggunakan mobil listrik. Nama X44 diambil dari nomor mobil yang selalu digunakan Hamilton.
Tetapi, karena komitmennya bersama Mercedes, Hamilton tidak akan turun langsung. “Extreme E adalah inisiatif baru yang menyenangkan. Ini merupakan kesempatan untuk terlibat sebagai pendiri tim. Tetapi, tentunya ambisi dan komitmen bersama Mercedes di F1, saya tak bisa terlibat langsung secara operasional,” kata Hamilton di laman resmi Extreme E.
Introducing… @TeamX44 - founded by @LewisHamilton!
— Extreme E (@ExtremeELive) September 8, 2020
The Six-Time Formula One World Champion has launched his own race team, which will enter Extreme E Season 1.#ExtremeE #TeamX44#LewisHamilton #ElectricOdyssey pic.twitter.com/64G5Nx8KtO
Pembalap asal Inggris itu memang dikenal sebagai salah satu aktivis lingkungan hidup. Oleh sebab itu, dia pun tertarik dengan format balapan mobil listrik di kawasan terpencil.
"Saya senang bisa memiliki peran lainnya. Apalagi kejuaraan ini sejalan dengan visi saya dalam menjaga lingkungan. Hal itu yang membuat saya tertarik dengan Extreme E,” ujar Hamilton.
Sesuai ketentuan Extreme E, nantinya wajib ada dua pembalap dan salah satunya adalah perempuan. Balapan Extreme E akan resmi dimulai pada 2021. Sudah ada lima balapan yang dijadwalkan, yang akan berlangsung di Senegal. Arab Saudi, Nepal, Greenland dan Brasil.
Ada lima medan berbeda seperti gunung, pesisir, gletser, gurun, dan hutan hujan tropis. Ajang balapan ini bertujuan mempromosikan kendaraan elektrik untuk membantu pelestarian lingkungan dan melindungi planet.
Extreme E diselenggarakan atas kerjasama dengan pengelenggara FIA Formula E Championship. Keunikan lainnya dari Extreme E adalah paddocknya yang terletak di atas kapal RMS St. Helena. Bekas kapal kargo dan penumpang ini telah dimodernisasi dan dikurangi emisinya.
Selain digunakan sebagai paddock apung, St. Helena juga akan digunakan sebagai sarana transportasi kendaraan dan infrastruktur Extreme E ke pelabuhan terdekat untuk mengurangi jejak karbon.
Advertisement