Aktivis Ananda Badudu, Eks Rekan Duet Kakak Isyana Sarasvati
Mantan personel grup musik Banda Neira, Ananda Badudu mengusap air matanya, saat didampingi pengacaranya Usman Hamid. Ia usai menjalani pemeriksaan lebih dari 5 jam di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Jumat 27 September 2019.
Ananda Badudu dibebaskan Kepolisian Polda Metro Jaya, setelah ditahan sejak pukul 04.30 WIB.
Ananda diketahui telah menginisasi penggalangan dana publik untuk mendukung gerakan mahasiswa. Demo tolak revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Rancangan Undang-undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RUU KUHP) digelar para mahasiswa se-Indonesia sejak Senin, 23 September lalu.
Sementara itu, Ananda Badudu melakukan penggalangan dana melalui situs kitabisa.com. Diduga ia telah mentransfer dana sebesar Rp10 juta untuk aksi demo tersebut.
Tak hanya itu, Ananda Badudu juga aktif menuliskan informasi terkait penanganan korban aksi tersebut.
Saat penangkapan dirinya pada Kamis, 26 September 2019 malam, Ananda Badudu langsung mengunggah informasi mengenai penangkapan dirinya di akun media sosial, Twitter. Sedangkan video penangkapan dirinya diunggah di Insta Story Instagram.
"Saya dijemput polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa," tulis Ananda di akun Twitter, @anandabadudu, Jumat.
Sebelumnya, penangkapan juga dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap Dandhy Laksono, seorang aktivis dan sutradara Sexy Killers akibat cuitannya di akun Twitter mengenai kerusuhan di Papua.
Siapakah sebenarnya Ananda Badudu?
Pria kelahiran 26 Desember 1987 ini mulanya dikenal sebagai musisi. Ia sempat berkiprah di jalur musik dengan kakak dari penyanyi Isyana Sarasvati, Rara Sekar di Bandung, Jawa Barat.
Ananda Badudu menjadi pemetik gitar, penulis lagu dan vokalis di grup tersebut. Banda Neira naik daun di kalangan anak muda sekitar tahun 2012. Band ini juga berhasil menelurkan menghasilkan dua album bertajuk Di Paruh Waktu (2013) dan Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (2016).
Nama Banda Neira disebut sebagai salah satu band indie terbaik. Namun sayang, pada tahun Desember 2016 band ini bubar.
Meski begitu baik Rara Sekar maupun Ananda Badudu masih aktif dalam dunia musik.
Siapa sangka selain dunia seni musik, Ananda Badudu juga pernah terjun ke dunia jurnalistik.
Di akun LinkedIn, ia tercatat pernah menjadi wartawan di PT Tempo Inti Media Tbk dan VICE Indonesia.
Ananda Badudu juga bisa dikatakan bukan sembarang orang. Ia adalah cucu dari ahli bahasa kenamaan sekaligus Guru Besar Fakultas Sastra Univeristas Padjajaran, Jusuf Sjarif (JS) Badudu.
JS Badudu telah menelurkan berbagai karya yang bermanfaat bagi pendidikan, contohnya seperti Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994) revisi kamus Sutan Muhammad Zain.
Ada juga Kamus Kata-kata Serapan Asing yang terbit pada 2003 dan Kamus Peribahasa (2008).
Sebelum menyandang gelar sebagai Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, JS Badudu mendapatkan titel Doktor dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1975.