Aktif Perjuangkan Aspirasi Kades, Luluk Nur Hamidah: Semoga Tidak Lupa Saat Pilkada
Calon Gubernur Jawa Timur Nomor Urut 1 Luluk Nur Hamidah melakukan kunjungan politik di Kabupaten Jember, Minggu, 20 Oktober 2024 sore.
Mantan Anggota DPR RI Periode 2019-2024 dari dapil IV Jawa Tengah itu bertemu dengan pengurus DPC maupun PAC PKB Jember, di Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Jember.
Luluk menargetkan bisa menang mutlak di Kabupaten Jember, yakni 50-55 persen. Luluk optimis target tersebut dapat dipenuhi di Jember dengan melibat potensi yang ada.
Selain memiliki kekuatan delapan kursi di DPRD Jember, Luluk juga akan terbantu dengan kekuatan kultural NU di Jember, yang telah menyadari bahwa Jawa Timur membutuhkan pemimpin yang baru.
Selain itu, Luluk juga optimis mendapatkan dukungan dari kepala desa di Kabupaten Jember. Sebab, Luluk sempat memperjuangkan nasib kepala desa saat menjadi anggota Badan Legislasi dan panitia kerja (Panja) DPR RI. Saat itu, Luluk menerima berbagai masukan dan aspirasi dari kepala desa se -Indonesia, termasuk dari Jember, Jawa Timur.
“Saat saya berada di Badan Legislasi menjadi tumpuan kades se- Indonesia menyampaikan aspirasinya,” katanya.
Melalui panitia kerja Undang-undang Desa, Luluk banyak mengakomodasi aspirasi kepala desa, di antaranya terkait kepanjangan masa jabatan kepala desa. Luluk berhasil mencari jalan tengah dari aspirasi sembilan tahun menjadi delapan tahun.
Selain itu, Luluk juga mengatakan memperjuangkan penguatan desa sebagai pusat ekonomi dengan penambahan alokasi dana desa agar fiskal di desa menjadi kuat. Bahkan, Luluk juga berjuang agar Kepala Desa dan perangkatnya bisa terkover BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
“Saya saat berada di Badan Legislasi dan Panja UU Desa telah banyak mengakomodasi aspirasi kepada desa. Semoga saja mereka tidak lupa, itu saja. Jika nanti terpilih sebagai Gubernur Jatim sia bersinergi dengan kepala desa,” tambahnya.
Program Luluk – Lukman
Pasangan calon nomor urut 1 Luluk – Lukman dengan slogan cerdas, amanah, istikamah (Cantiq) memutuskan maju karena ingin memperbaiki berbagai persoalan di Jawa Timur. Mulai dari tingginya angka kemiskinan hingga kesenjangan pendidikan.
Mau tidak mau, Jawa Timur ke depannya harus mengikuti tujuan dari Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan ada peningkatan ekonomi sebesar delapan persen. Keinginan yang terkesan ambisius tersebut hanya bisa dicapai ketika Jawa Timur dapat menyesuaikan.
Namun, kondisi yang terjadi saat ini, perkembangan ekonomi di Jawa Timur berada di bawah perkembangan ekonomi pusat. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut diperlukan hilirisasi berbagai bidang, mulai dari pertanian, perkebunan, dan perikanan.
“Keinginan Prabowo pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8 persen, sedangkan di Jawa Timur saat ini hanya 4,9 persen. Padahal Jawa Timur adalah barometer yang seharusnya jangan sampai berada di bawah nasional, sehingga perlu adanya hilirisasi program,” lanjutnya.
Selain itu, penanganan persoalan di Jawa Timur juga bisa diatasi dengan peningkatan kerja sama dengan negara lain. Luluk yang merupakan Ketua Bidang Kerja Sama Luar Negeri DPP PKB memungkinkan untuk bekerja sama dengan negara Australia, Uni Eropa, Singapura, Jerman, dan berbagai negara lainnya. Ditambah Luluk merupakan alumni dari perguruan tinggi luar negeri.
Sebelum menjadi Gubernur Jatim, Luluk mengatakan sudah memulai koordinasi dengan Australia, terutama dalam bidang pengembangan garam hasil produksi petani garam di Madura. Luluk menginginkan produk garam di Madura juga bisa tembus pasar industri.
Sejauh ini, garam hasil produksi petani garam Madura dinyatakan belum memenuhi syarat masuk garam industri karena kandungan NaClnya masih kurang. Melalui kerja sama dengan Australia garam yang diproduksi di Madura bisa dikembangkan.
Selain itu, Luluk juga menyiapkan platform digital Pasar Jawa Timur yang memungkinkan menjadi ruang bagi UMKM dalam memasarkan produknya. Tentunya, agar Pasar Jawa Timur tersebut dapat berkembang, pemerintah harus menyiapkan SDM terlebih dahulu.
Bagi Luluk, peningkatan SDM hanya bisa dicapai melalui pendidikan. Namun, sayang kondisi pendidikan di Jawa Timur saat ini masih perlu penanganan serius. Luluk mencatat di era modern seperti saat ini masih ada 381 ribu anak di Jawa Timur yang tidak bersekolah.
Untuk mengatasi kesenjangan pendidikan tersebut, Luluk akan memastikan program pendidikan gratis berjalan optimal. Pendidikan gratis berarti seluruh siswa saat masuk ke sekolah tersebut tidak dipungut biaya apa pun, karena sudah ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Luluk yakin, APBD Jawa Timur sangat cukup untuk pelaksanaan pendidikan gratis. Dengan catatan tidak banyak dihabiskan oleh program bantuan sosial dan hibah yang tidak jelas dan rawan terjadi penyelewengan.
“Terkait program pendidikan gratis, kami nanti akan membuka pengaduan online. Jangan sampai ada biaya tambahan lagi yang dibebankan kepada siswa. Termasuk seragam juga tidak boleh dijadikan bisnis oleh sekolah,” pungkasnya.