Tolak Surat Ijo, Warga Demo di Balai Kota Surabaya
Puluhan warga unjuk rasa di depan Balai Kota Surabaya, Senin 2 Maret 2020. Mereka menuntut agar Tri Rismaharini, sebagai Walikota Surabaya, mencabut Surat Izin Pemakaian Tanah (SIPT), untuk diganti menjadi Sertifikat Hak Milik (SHM).
Mereka mengeluh lantaran mereka harus membayar pajak dua kali, satu dibayarkan ke Pemkot Surabaya, dan satu pajak dibayar untuk memenuhi kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pemegang SHM tak perlu lagi membayar biaya Surat Ijo untuk Pemkot.
Di sela-sela demonstrasi, Yayuk, salah satu peserta aksi, menuturkan jika dia memiliki SIPT atau yang biasa disebut Surat Ijo. Ia mengungkapkan kekesalannya terkait dokumen tanah yang dimilikinya itu. Menurutnya rumah yang ditinggalinya saat ini, adalah rumah yang dibeli orang tuanya, bukan milik pemerintah Kota Surabaya.
“Saya ingin Surat Ijo ini diganti menjadi SHM, padahal rumah ini dulu dibeli juga pakai uang loh ya,” kesalnya.
Aksi menolak Surat Ijo ini sebenarnya berlangsung sejak 2010, namun hingga kini permasalahan tersebut belum rampung juga. Yayuk menilai, selama ini ia hanya dimanfaatkan untuk politik pemerintahan saja.
“Orang tua saya dulu juga pejuang Surat Ijo tapi gagal total, hanya janji-janji dari mulai walikota Sebelum Risma. Kami ini rakyat, hanya dipakai sebagai alat untuk memberikan suara pada mereka,” ungkapnya.
Selain Risma, Yayuk juga menyalahkan beberapa struktur pemerintahan terkait lainnya. Ia menilai kalau saat ini pemerintah telah membohongi mereka.
“Kami saat ini seolah dibohongi oleh pemkot, mungkin DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) juga yang sudah mengeluarkan undang-undang, BPN (Badan Pertanahan Nasional) yang mengeluarkan surat, maupun walikota yang mengeluarkan Perwali,” jelas ia.
Hingga demo berakhir, para warga sama sekali tidak ditemui oleh Risma. Karena aksi sudah berlangsung dalam rentang waktu yang lama, ia berharap ditahun ini bisa diselesaikan.
“Hari Rabu akan ada evaluasi soal demo hari ini, biar bisa merencanakan aksi selanjutnya. Saya berharap tahun 2020, menjadi aksi terakhir kami, kan pemilihan walikota juga tahun ini,” tutup Yayuk.
Advertisement