Aksi Tolak Pembatasan Corona 2G, Rotterdam Belanda Rusuh
Polisi Rotterdam melepaskan sejumlah tembakan peringatan saat berlangsung kerusuhan di Coolsingel, jalan utama di pusat kota di Negeri Belanda itu. Sejumlah mobil dibakar dan warga yang terluka.
“Ada yang luka-luka terkait dengan tembakan peringatan,” polisi mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan.
Penyiar NOS mengatakan dua orang terluka setelah polisi melepaskan tembakan yang ditargetkan. Sebelumnya, polisi juga sempat melepaskan tembakan peringatan.
Belum jelas berapa orang yang terluka secara total. Ada juga laporan, seorang jurnalis diserang di jalan. Penyiar lokal Rijnmond mengatakan, wartawan itu dipukuli dan kameranya dihancurkan.
Kekerasan dan Aksi Penolakan Pembatasan
Kekerasan meletus selama demonstrasi menentang pembatasan virus Corona, dengan banyak yang menyuarakan keprihatinan mereka soal sistem akses 2G.
"Jika sistem 2G diterapkan, berarti hanya orang yang sudah pulih dari Covid-19 dan mereka yang divaksinasi penyakit yang diizinkan masuk ke beberapa lokasi, termasuk bar dan restoran," demikian sumber di NOS.
Saat ini, Belanda menggunakan sistem 3G yang juga memberikan akses kepada mereka yang hasil tes infeksi virus coronanya negatif dalam kurun izin 24 jam.
“Demonstrasi di Coolsingel mengakibatkan kerusuhan,” kata polisi di media sosial. Pasukan anti huru hara dikerahkan untuk memulihkan ketertiban, seperti dikutip dari NL Times, Minggu 21 November 2021.
“Kebakaran telah terjadi di berbagai tempat, kembang api dinyalakan, dan polisi telah melepaskan beberapa tembakan (peringatan). Polisi hadir dalam jumlah besar dan berusaha memulihkan ketertiban.”
Selama bentrokan, kendaraan polisi dan kendaraan lain dibakar. Orang-orang di tempat kejadian juga mengatakan meriam air digunakan untuk membubarkan kerumunan. Mobil polisi dan van lainnya juga rusak.
“Gambar-gambar mengerikan Rotterdam menjangkau kami melalui segala macam saluran. Ini tidak ada hubungannya dengan demonstrasi tetapi dengan kerusuhan sampah dan pengikut-pengikut bodoh yang naif,” kata Koen Simmers dari Asosiasi Polisi Belanda. “(Kami) sangat menghormati rekan-rekan kami yang memerangi ini.”
Akibat kekerasan itu, stasiun kereta api pusat di Rotterdam juga ditutup.
"Akibat kerusuhan di Rotterdam, tidak ada kereta api yang bisa berangkat ke dan dari Stasiun Pusat Rotterdam sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata NS di Twitter. “Sebagian karena situasi di kota, tidak ada bus layanan pengganti yang digunakan.”
Perkeretaapian nasional mengatakan akan memberikan pembaruan di saluran media sosialnya.