Aksi Perang Sarung di Jember, 20 Pemuda Diperiksa Polisi
Sebanyak 20 pemuda di Kecamatan Gumukmas, Jember diperiksa polisi, Senin, 27 Maret 2023. Pemeriksaan tersebut merupakan buntut dari video perang sarung yang viral di media sosial.
Kapolsek Gumukmas AKP Subagio mengatakan, video perang sarung disertai narasi tawuran di media sosial dipastikan tidak benar. Sebab, puluhan pemuda yang terlibat perang sarung tersebut hanya sekadar bermain saja.
Dalam video tersebut terdapat kurang lebih 20 pemuda, termasuk ada yang masih remaja yang terlibat perang sarung. Perang sarung terjadi di jalan di Kecamatan Gumukmas pada waktu sahur.
Karena itu, Subagio mengimbau masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai terpengaruh dengan keterangan-keterangan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam video yang beredar.
“Kalau disebut tawuran terlalu dibesar-besarkan informasinya. Pemuda yang terlibat perang sarung itu merupakan antar sesama teman,” kata Subagio, dikonfirmasi Senin, 27 Maret 2023 malam.
Kendati demikian, Subagio sangat menyayangkan aksi perang sarung yang dilakukan di tempat umum. Selain menimbulkan berbagai persepsi, perang sarung tersebut juga mengganggu masyarakat.
Karena itu, agar aksi serupa tidak terjadi lagi, 20 pemuda yang terlibat dipanggil ke Polsek Gumukmas. Mereka menjadi pemeriksaan secara kolektif.
Kepada polisi, pemuda yang terlibat perang sarung tersebut mengakui sengaja melakukan permainan perang sarung sambil menunggu waktu makan sahur.
“Mereka iseng saja, sarung yang mereka bawa dipelintir, melakukan aksi saling pukul antar sesama temannya, teman bermain. Sehingga jika melihat video yang beredar seperti tawuran, padahal bukan tawuran yang sebenarnya,” jelas Subagio.
Subagio memastikan, tidak ada Tindakan anarkis dalam aksi perang sarung tersebut. Seluruh pemuda asal Gumukmas yang terlibat tidak ada satupun yang terluka.
Saat dimintai keterangan mereka juga mengaku baru pertama melakukan aksi perang sarung. Mereka terinspirasi perang sarung yang ada di Bandung, Jawa Tengah.
Setelah diberikan pembinaan, 20 pemuda yang terlibat aksi perang sarung berjanji tidak akan mengulangi aksi serupa. Selanjutnya mereka diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
“Kita berikan pembinaan agar tidak mengulangi lagi. Sebagai langkah antisipasi lain, kami akan melakukan patroli. Namun, kami pastikan hal seperti itu tidak terjadi lagi,” pungkas Subagio.