Aksi Pawang Hujan di Mandalika, Gimmick Cerdas Promosi Gratis
Netizen di berbagai media sosial geger pada pada Minggu, 20 Maret 2022 kemarin. Di hari tersebut Moto GP di Sirkuit Mandalika berlangsung apik dan berhasil menyita perhatian warganet. Ada beberapa hal membuatnya menjadi perbincangan. Salah satunya aksi seorang pawang hujan bernama Rara Istiani Wulandari.
Sebelum balapan dimulai, terlihat Rara terlihat melakukan ritual agar hujan segera berhenti. Aksi Rara tersebut viral dan mendapat tanggapan yang beragam. Ada yang pro dan kontra. Namun, sebagian netizen mem-bully aksi Rara lantaran disebut memalukan dan syirik.
Namun, di balik itu, seorang content creator bernama @ar.dante12 membongkar alasan aksi Rara menjadi fenomenal di Tik-Tok. Unggahan @ar.dante12 viral setelah diunggah ulang akun Instagram @kepoin_trending.
Akun @ar.dante.12 membuka opininya dengan mengajak warganet berhenti menghujat Rara. “Berhenti mengolok-olok pawing hujan di Mandalika. Karena sebenarnya yang terjadi itu bukan seperti yang kalian pikirkan. Ini bukan tentang pertunjukan mistis, tapi ini adalah tentang gimmick marketing yang sangat jenius. Ini adalah opini saya pribadi jadi silakan tonton sampai selesai agar kalian tidak gagal paham,” katanya.
Dia melanjutkan dengan mengulas pihak yang terlibat dalam perhelatan Moto GP. “Jadi terselenggaranya acara Moto GP di Indonesia tepatnya di Mandalika itu melibatkan banyak orang hebat. Dan melibatkan begitu banyak pihak. Salah satu pihaknya yang berperan dalam hal ini adalah pihak BUMN. Dan seperti yang kita ketahui bahwa otak di balik BUMN saat ini adalah Bapak Erick Thohir. Pertanyaannya adalah apakah Bapak Erick Thohir ini bodoh sampai akhirnya percaya pada pawang hujan? Apakah para netizen jauh lebih pintar dari Bapak Erick Thohir,” tanyanya.
Akun @ar.dante12 lalu mengingatkan kembali pada acara pembuka di ASEAN Games 2018. Dia menjelaskan momen yang paling berkesan di mata publik. “Kalian mungkin masih teringat pada momen ASEAN Games 2018. Apa yang paling berkesan? Bagi saya pribadi yang paling berkesan adalah momen di mana Pak Jokowi naik motor dan menampilkan atraksi-atraksi yang sungguh memukau. Dan menurut saya ini adalah gimmick marketing yang luar biasa karena berhasil menarik atensi publik. Dan seperti yang kita ketahui bahwa ketua panitian ASEAN Games itu adalah Bapak Erick Thohir. Gimana, sudah kelihatan polanya bukan?” katanya.
Ajang Promosi Gratis
Akun tersebut lalu menjelaskan aksi Rara dilakukan sebagai ajang promosi gratis. “Terlepas dari banyaknya komen negatif terhadap Mbak Rara yang tampil di Moto GP toh nyatanya strategi marketing ini berhasil. Karena berhasil menyita atensi publik bukan hanya di Indonesia tapi bahkan di seluruh dunia. Orang jadi membicarakan Moto GP, Mandalika, dan Indonesia. Lalu bukanlah ini menjadi ajang promosi gratis,” katanya.
Untuk mendukung argumennya, dia lalu merinci sejumlah alasan yang mendukung pendapatnya. @ar.dante12 menyebut aksi Rara merupakan gimmick marketing, sebuah strategi kebohongan yang direkayasa untuk menarik perhatian dan meningkatkan minat audiens.
“Ada beberapa alasan yang bisa menunjukkan saya yakin bahwa apa yang ditampilkan pawang hujan di Mandalika itu tidak lebih dari gimmick marketing. Yang pertama, pemilihan pawang hujan perempuan. Pertanyaannya adalah, kenapa pawing hujan harus perempuan bukan laki-laki? Apakah ini sebuah kebetulan? Tentu bagi saya ini bukan sesuatu yang kebetulan. Karena jika pawing hujannya laki-laki atensi publik tidak akan semenarik ini. Orang-orang tidak akan membicarakannya seheboh ini. Karena dukun laki-laki itu sudah sangat biasa sekali. Tapi kalau dukunnya perempuan, itu jadi cerita yang berbeda dan menghasilkan nuansa yang berbeda.
Akun @ar.dante12 lalu mengingatkan pada fenomena lain yang serupa, adalah film dukun perempuan dari negara tetangga. “Kalian tentu tahu film Thailand yang satu ini, The Medium. Sebuah film yang bercerita tentang dukun perempuan dan film ini berhasil menyita banyak penonton. Menarik bukan? Apa ini sekedar cocoklogi?,” tanyanya.
Berbagai Kejanggalan
Selain itu, akun @ar.dante membeberkan sejumlah kejanggalan yang ada. “Yang kedua, jauh sebelum highlight Moto GP dimulai Mbak Rara telah ditampilkan di berbagai media. Diberitakan bahwa penyelenggara Moto GP meminta seorang pawang hujan perempuan untuk mengendalikan cuaca. Bahkan dalam sebuah video tersebar terlihat bahwa Mbak Rara ini menggunakan es batu untuk bahan ritualnya. Yang tentu bagi saya aitu adalah sesuatu yang janggal. Karena es batu itu kan produk modern. Sedangkan pawang hujan itu adalah kerjaan yang sangat-sangat tradisional. Di sini aja sudah kelihatan banget kontranya kan?,” katanya.
“Yang ketiga, dari pengamatan saya melalui berbagai video itu terlihat sebenarnya Mbak Rara ini dikeluarkan ketika hujan agak reda. Dan teman-teman yang ada di sirkuit, silakan koreksi jika saya salah. Beliau ini dikeluarkan saat hujan sudah mau berhenti. Artinya ya, sebentar lagi juga reda gitu. Kemudian yang menjadi janggal adalah penampilan ritual Mbak Rara yang bisa tertangkap kamera secara epic. Artinya ada kameraman yang mengikuti beliau. Ini menjadi satu scene yang menarik di salah satu acara live Moto GP. Dan tentu ini tidak terjadi di mana pun. Tentu ini menjadi sesuatu yang unik dan menghibur tentunya kan.
Lagian kalau kehadiran Mbak Rara memang diperuntukkan untuk mengendalikan hujan, beliau kan bisa bekerja di belakang layar saja. Tidak usah ditampilkan di depan kamera di syuting secara live”.
Gimmick yang Cerdas
Akun @ar.dante12 menyebut aksi Rara sebagai pawang hujan memang sengaja dibuat demikian. “Artinya kalau kita perhatikan memang sengaja dipertontonkan. Dan bahkan ini kan tidak hanya disiarkan di Indonesia saja dan seluruh dunia melihat. Itu artinya akan menarik seluruh atensi publik. Membuat orang-orang di luar sana bertanya, di Indonesia ada apa sih? Mereka cari di Google. Mereka mencari informasi tentang Indonesia. Mungkin saja suatu saat mereka akan tertarik untuk berwisata ke Indonesia karena hal mistis,” katanya.
@ar.dante12 menutup pendapatnya dengan menyebut aksi Rara adalah gimmick marketing yang cerdas. “Sederhananya adalah ketika banyak orang membicarakan tentang Mandalika, tentang Moto GP dan tentang Indonesia ini akan menjadi ajang promosi gratis. Jadi menurut saya ini bukan tentang sesuatu yang mistis. Tapi ini tentang gimmick marketing yang cerdas,” tutupnya.