Soal AMP, Ketua DPRD Jatim Sebut Ada Kepentingan Pihak Asing
Sehari setelah melakukan aksi peringatan Kemerdekaan Papua Barat, di kawasan Tugu Bambu Surabaya, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua diamankan pihak Polrestabes Surabaya, Minggu 2 Desember 2018.
Hal itu dikarenakan aksi tersebut berpotensi mengancam ketertiban dan keamanan Kota Surabaya. Maklum, aksi tersebut mengundang massa dari ormas lain untuk menghadangnya, lantaran diduga bermuatan makar.
Selain mengamankan ratusan mahasiswa Papua, polisi juga mengamankan seorang warga negara asing (WNA) asal Australia yang terlibat dalam Aliansi Mahasiswa Papua.
Melihat hal itu, Ketua DPRD provinsi Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar menyesalkan adanya WNA yang terlibat dalam aksi tersebut. Bahkan ia mengungkapkan jika aksi yang dilakukan tidak beres.
"Apapun gerakannya, jika ada orang asing ikut di dalamnya pasti tidak benar. nggak beres itu," ucapnya saat ditemui usai mengisi acara di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis, 6 Desember 2018.
Tak hanya itu, Halim pun menduga gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa Papua ini tidak murni dari mereka, melainkan adanya campur tangan pihak lain.
"Saya yakin itu pasti tidak murni aspirasi dari orang Papua sendiri. Tapi kepentingan orang asing yang masuk," lanjutnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan bersikap tegas terhadap pemerintah Australia atas adanya kejadian tersebut.
"Kita akan bersikap keras kepada pemerintah Australia. Mustinya mereka bisa saling menghargai," pungkasnya. (amm)