Aksi Kamisan Malang Protes Hukum Tragedi Kanjuruhan Belum Tuntas
Aksi Kamisan Malang menggelar demonstrasi di depan Balaikota Malang untuk memprotes proses hukum terkait Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang dinilai hingga saat ini belum tuntas. Demonstrasi tersebut juga turut diikuti oleh para Aremania dan sejumlah keluarga korban.
Perwakilan Aksi Kamisan Malang, Daniel Siagian mengatakan bahwa pengusutan secara hukum terhadap Tragedi Kanjuruhan yang telah menelan sebanyak 135 korban jiwa tersebut masih belum mencerminkan keadilan bagi para korban.
"Kita tahu bahwa putusan banding terhadap seluruh terdakwa (Tragedi Kanjuruhan), justru tetap sama 1,5 tahun (hukuman) dan ini menjadi bukti bahwa proses penegakan hukum memperkuat impunitas," ujarnya pada Kamis 8 Juni 2023.
Daniel mengatakan pengusutan terhadap Tragedi Kanjuruhan masih belum dilakukan secara menyeluruh. Dugaan pelanggaran HAM berat atas peristiwa itu juga belum mendapatkan respon dari aparat penegak hukum.
"Dari 135 nyawa hilang, ada 43 anak dibawah umur dan 44 perempuan yang menjadi korban. Itu tidak dicantumkan dalam persidangan,” katanya.
Belum komprehensifnya pengusutan atas Tragedi Kanjuruhan ini kata Daniel menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh eleman masyarakat untuk terus menuntut keadilan.
“Ini menjadi PR kami bersama untuk menggerakkan solidaritas publik bahwa proses penegakan hukum Kanjuruhan belum selesai," ujarnya.
Sementara itu salah satu keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Bambang Lesmono mengatakan bahwa proses hukum Tragedi Kanjuruhan masih belum memenuhi asas keadilan bagi korban.
"Kita gempur keadilan, bagaimanapun caranya. Sampai titik darah penghabisan, kita tetap berjuang," katanya.
Dalam peristiwa Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, lalu, Bambang harus kehilangan putrinya. Anaknya meninggal dunia usai menyaksikan laga antara Arema FC versus Persebaya Surabaya.
"Ini nyawa, bukan komedi. Pengadilan bisa dibeli, tapi keluarga korban tidak bisa dibeli. Nyawa dibayar nyawa," ujarnya.