Aksi GMNI Lamongan Sebar 'Pancagila', Ditemui Unsur Ketua Lengkap
Aksi unjuk rasa mahasiswa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Lamongan terasa istimewa. Saat menyuarakan tuntutannya di DPRD Lamongan langsung ditemui langsung unsur pimpinan.
Yakni, Ketua DPRD (Fraksi Kebangkitan Bangsa) Mukhammad Freddy Wahyudi, didampingi Wakil Ketua DPRD (Fraksi Golkar) Kacung Purwanto dan Wakil Ketua (Fraksi PDI Perjuangan, Husen.
Bahkan, unsur pimpinan yang baru kali pertama keluar 'kandang' secara bersamaan untuk menemui pengunjukrasa ini juga tidak banyak bicara. Hanya sebentar menjelaskan beberapa tuntutan, setelah siap menandatangani pakta integritas yang disodorkan mahasiswa.
Hanya Wakil Ketua (Fraksi Gerindra) Fadeli tidak terlihat. Tetapi, ia sebelumnya pernah menemui aksi dalam momen yang sama. Sebelumnya saat aksi di Pemkab Lamongan aksi mahasiswa ini ditemui Asisten I Joko Nursyanto.
"Inilah dinamika politik, jadi semuanya boleh menyampaikan aspirasi. Secara keseluruhan kita sepakat, karena memang poin-poin yang disampaikan tadi menjadi harapan kita sebenarnya. Ada pemangkasan anggaran, ada perubahan regulasi yang sliwar-sliwer yang membuat otonomi daerah menjadi terpukul,” ujar Ketua DPRD, Fredy, Senin 24 Februari 2025.
Setelah mendapatkan penjelasan Ketua DPRD Lamongan, para mahasiswa GMNI Lamongan segera membubarkan diri dengan tertib.
Tidak beda aksi sebelumnya, aksi mahasiswa yang tergabung dalam organisasi berlambang banteng miring ini menyasar kantor Pemkab dan DPRD Lamongan.
Materi tuntutan yang disuarakan juga sama. Soal isue nasional terkait Indonesia Gelap dan isue lokal tentang dugaan kasus program pembangunan. Hanya, aksi kali ini mereka labeli ‘Lamongan Undercover’.
Menyoal isu nasional, GMNI menilai anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) terlalu membebani negara sehingga harus memangkas anggaran sektor lain yang lebih penting.
Selain itu, menuntut pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) No 1 tahun 2025 tentang efisiensi belanja negara yang dalam implementasinya menuai kritik dari berbagai kalangan.
“Kami menuntut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja negara dicabut Karena berpotensi mengurangi alokasi anggaran untuk sektor lain yang lebih strategis," kata Ketua DPC GMNI Lamongan, Sandi Cahyo Triono.
Kalau pun ada hal yang baru, GMNI Lamongan menyebar sejumlah brosur. Salah satunya disebutkan 'Pancagila' terinspirasi dari plesetan Pancasila. Bergambar kelelawar mengepak, terdiri dari sila berisi sindiran di antaranya.
“Keuangan yang Maha Esa, Korupsi yang adil dan merata, Persatuan mafia hukum Indonesia, Kekuasaan yang dipimpin nafsu kebejatan dalam persekongkolan dan kepura-puraan serta kenyamanan sosial bagi seluruh pejabat dan wakil rakyat".
Advertisement