Aksi Demo di Chile Rusuh, 2 Gereja Dibakar
Demonstrasi berujung anarkisme terjadi di Chile. Massa aksi membakar sejumlah gereja. Bahkan salah satu menara gereja gereja di ibukota Chili nyaris rata dengan tanah.
Tidak hanya itu, dikutip dari BBC, Senin, 19 Oktober 2020, massa aksi juga melempari bom sebuah markas polisi. Mereka juga menjarah toko-toko.
Unjuk rasa yang awalnya damai ini dimulai pada Minggu, 18 Oktober 2020. Aksi mereka menandai satu tahun gerakan protes massal, mempermasalahkan konstitusi Chile di bawah kepemimpinan militer setelah Jenderal Augusto Pinochet merebut kekuasaan pada 1973.
Para demonstran mendesak orang-orang untuk memberikan suara, mendukung konstitusi baru dalam referendum akhir pekan depan.
Kepolisian mengatakan 18 petugas terluka dalam kerusuhan demo hari Minggu, sementara Menteri Dalam Negeri Victor Perez, meminta suara warga agar terdengar selama referendum.
"Mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini tidak ingin Chile menyelesaikan masalah melalui cara-cara demokratis," ujar Perez sambil mengancam akan menjerat hukum para pelaku kekerasan di unjuk rasa.
Pengunjuk rasa yang memakai topeng menyerang gereja di ibu kota Chile, Santiago. Mereka membakar salah satu menara tempat ibadah itu.
Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk memukul para demonstran yang terlibat kerusuhan.
Protes pertama kali meletus di Chile pada Oktober 2019 lalu, dengan diadakan hampir setiap hari. Tapi saat Covid-19 terjadi, intensitas aksi mulai menurun.
Unjuk rasa awalnya dipicu oleh kenaikan tiket metro di Santiago. Hingga belakangan meluas untuk mengecam ketidaksetaraan di Chile, terkait tingginya biaya kesehatan dan buruknya pendanaan pendidikan.
Disebutkan, penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh polisi, ratusan demonstran ditembak peluru karet, semakin memicu kemarahan warga Chile.
Pada puncak protes Oktober 2019 lalu, Chili menarik diri dari tuan rumah dua KTT internasional utama, KTT iklim COP25 dan forum perdagangan APEC, karena khawatir kerusuhan akan meningkat.