Aksi Damai Mahasiswa Papua di Grahadi Dihadang Massa Tandingan
Aksi damai puluhan massa yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), sempat mengalami ketegangan. Mereka dihadang oleh kelompok lain yang bersebrangan pendapat.
Berdasarkan pantauan Ngopibareng.id di lokasi demo, para mahasiswa tersebut sempat terjadi saling dorong. Namun kejadian tersebut tidak berlangsung lama, karena langsung diredakan oleh pihak kepolisian.
Juru Bicara AMP Surabaya, Ever Walela mengatakan jika massa tandingan tersebut sempat mendatangi asrama mahasiswa yang berada di Jalan Kalasan. Meski begitu, dirinya mengaku tidak mengenal mereka sama sekali. “Sebelumnya pada jam 07.00 WIB, mereka datang di asrama Papua membawa poster, baliho dan banner dengan tulisan kami cinta damai,” kata Ever, ketika ditemui di lokasi demo.
Menurut Ever adanya kelompok tandingan tersebut merupakan salah satu bentuk pembungkaman ruang demokrasi. Pasalnya, mereka telah menentang secara terang-terangan digelarnya aksi damai.
Dengan hadirnya kelompok tandingan tersebut, Ever mengaku tidak takut sama sekali. Sebab, menurut dia, aksi yang digelar para mahasiswa Papua itu tidak menentang hukum. “Kami sudah mengirim surat, maka kami tidak akan takut yang terjadi di lapangan titik aksi. Kami yakin pihak keamanan pasti akan membantu aksi berjalan. Kami melakukan aksi damai,” ucapnya.
Sementara itu, koordinator lapangan dari massa tandingan, Stanley Latul, mengatakan bahwa kelompoknya bernama Melanesia. Dia mengaku jika kehadiran mereka merupakan insiatif sendiri. “Saya menyuarakan tidak sepakat dengan mereka, kami orang Timur, kita putra Indonesia, kami dari Papua, Maluku, NTT, Melanesia, kami tidak setuju kalau mereka minta merdeka,” kata Stanley.
Stanley mengungkapkan, karena sama-sama berasal dari wilayah Timur Indonesia, ingin mengingatkan para AMP jika aksi mereka tersebut salah. Sebab menginginkan adanya kemerdekaan Papua. “Ini saudara kita, kalau saudara kita salah kita wajib tegur, dari pada orang lain yang tegur mending kita yang tegur, secara peduli saja. Yang salah kan mereka minta merdeka,” tutupnya.
Advertisement