Aksi Bela Tauhid Surabaya Diundur Hingga Awal November
Aksi bela Tauhid yang sedianya dijadwalkan pada hari ini di Surabaya, ternyata ditunda pelaksanaanya. Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, Muhammad Yunus, mengatakan informasi yang menyebut bahwa aksi itu digelar hari ini adalah hal yang tak benar.
"Hari ini nggak ada, nggak bener, itu hoax. Aksi rencananya nanti bulan depan, awal bulan, Insya Allah tanggal 2," kata Yunus, saat dikonfirmasi ngopibareng.id, Jumat, 26 Oktober 2018.
Yunus yang juga bertindak sebagai pimpinan aksi bela Tauhid di Surabaya ini mengatakan, nantinya massa tak akan melakukan tuntutan apa pun. Ia menyebut, dalam aksi itu pihaknya hanya akan mensosialisasikan perihal bendera dan lafaz Tauhid.
"Kami hanya sosialisasi bahwa bendera Tauhid itu adalah simbol umat Islam," kata dia.
Yunus juga menekankan, bahwa dalam aksi nanti, pihaknya tak akan melakukan penunututan pembubaran ormas tertentu. Meskipun, kata dia, yang terkait dalam kasus pembekaran bendera ini diduga kuat adalah oknum dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
"Tidak ada tuntutan soal membubarkan banser, tidak ada itu, kemarin kan kami sudah ketemu dengan Kapolda, intinya kasus ini jangan sampai dibawa melebar ke mana-mana," kata dia.
Yunus menyebut, nantinya aksi ini bakal diikuti sedikitnya 5000 orang yang berasal dari sejumlah ormas Islam diseluruh Jawa Timur.
Kendati demikian, ia meminta polisi tetap harus melakukan proses penegakan hukum terhadap pihak yang terlibat pembakaran bendara itu. Menurutnya, hak itu harus diusut tuntas
"Yang namanya membakar itu, karena menurut persepsi kebanyakan ormas, itu termasuk wilayah penodaan simbol-simbol agama, oleh karena itu, bisa langsung tanpa kemudian laporan pun seharusnya bisa ditindak, kalau tidak ini bisa melebar, oleh karena itu kami minta kepolisian bisa bertindak profesional," kata dia.
Sebelumnya, Ketua DPW FPI Surabaya, Mahdi Al-Habsy, juga menyebut bahwa aksi ini tak jadi dilaksanakan pada hari ini.
"Tidak ada hari ini," kata Mahdi, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat, 26 Oktober 2018.
Aksi damai ini, katabdia, adalah buntut dari insiden pembakaran bendera berkalimat Tauhid, atau bergambar mirip lambang HTI, yang terjadi di Garut, beberapa waktu. (frd)