Akses Udara Kalimantan Timur Bakal Susul Supadio
Akses udara di Kalimantan makin terbuka lebar. Setelah Supadio di Pontianak, Bandara Samarinda Baru (BSB) Kalimantan Timur juga ikutan membuka diri. Targetnya bukan hanya sebagai bandara domestik, tetapi juga diset menjadi bandara internasional.
Target menjadi bandara internasional tersebut langsung disikapi serius Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I Samarinda.
Setelah resmi berganti nama menjadi Bandara Aji Pangeran Temenggung (APT) Pranoto Samarinda, Kepala Kantor Keimigrasian Samarinda langsung action meninjau Bandara. Semua hal dicek. Termasuk layanan penumpang internasional yang siap difungsikan.
"Saat ini sarana dan prasarana Terminal Bandara sudah cukup memadai untuk pelayanan rute internasional. Fasilitas untuk proses keimigrasiaan mulai ruang kantor, ruang tunggu Internasional, ruang tahanan dan perumahan pegawai sudah siap digunakan," kata Kepala Seksi Lintas Keimigrasian (Kasi Lintaskim) Kanim Klas I Samarinda Bagus A Nugraha, Jumat (5/1).
Yang bikin happy, kesiapan sarana dan prasarana tersebut ikut diimbangi dengan kesiapan petugas keimigrasian. Dengan personil yang ada saat ini pihak imigrasi dipastikan mampu mendukung kinerja Bandara ATP Pranoto.
Apalagi, di awal 2018 ini Kanim Klas I Samarinda telah mendapatkan tambahan 13 personil Pada penerimaan aparatur sipil negara (ASN).
"SDM kita sudah siap. Pada ASN kemarin kita mendapatkan tambahan 13 personil. Jadi kita bisa alokasikan petugas ke Bandara," tambahnya.
Koneksi dengan instansi terkait juga sudah dalam kondisi on. Bea Cukai dan Karantina, juga ikut digandeng untuk meningkatkan layanan bandara.
”Jadi, kami satu kesatuan. Imigrasi menangani orangnya, cukai barangnya, dan karantina untuk masalah-masalah yang berisiko pada kesehatan," ujar Bagus.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim sudah lebih dulu mengusulkan 5 rute penerbangan internasional ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Rute internasional itu adalah; Samarinda-Kuala Lumpur (Malaysia), Samarinda-Kuching (Malaysia), Samarinda-Kinibalu (Malaysia), Samarinda-Brunei Darussalam dan Samarinda-Singapura. Rencana penerbangan internasional ini melengkapi rute domestik yang juga terbilang “seksi”.
Bila terealisasi, masa depan Kalimantan Timur pun diyakini bakal cerah. Terlebih Kota Samarinda berada di posisi yang sangat strategis secara geografis. Belum lagi potensi pariwisatanya yang luar biasa. Sentra Sarung Samarinda, Masjid Islamic Center, Pulau Beras Basah, Air Terjun Tanah Merah, Sungai Mahakam hingga Pulau Kumala Samarinda jadi kian mudah untuk ditembus.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikutan sumringah. Apalagi, di 2017 silam, jembatan udara masuk ke dalam program prioritas Kemenpar bersama go digital dan homestay desa wisata.
”Ini bisa menjadi connection antara Indonesia dengan belahan dunia lainnya. Dampaknya pasti sangat positif bagi pariwisata Kaltim. Saya yakin pariwisata Kaltim akan semakin meningkat signifikan," kata Menpar Arief Yahya. (*)
Advertisement