Kasus Bullying, Kasek SMPN 16 Malang Dicopot Kadindik Disemprit
Kepala SMPN 16 Malang, Syamsul Arifin dicopot dari jabatannya. Ihwalnya adalah, ia dianggap lalai menjadi kepala sekolah, sehingga terjadi kasus bullying di sekolah yang ia pimpin. Selain itu, Pemkot Malang juga memberikan peringatan untuk Kepala Dinas Pendidikan Zubaidah, lantaran dianggap tak utuh dalam memberikan informasi pada publik.
Menurut Wali Kota Malang, Sutiaji keputusan pencopotan tersebut berdasarkan Permendikbud No 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan dan PP 53 Tahun 2010 tentang disiplin ASN.
"Kepala sekolah dan wakasek kesiswaan sudah kami bebastugaskan," ujar Sutiaji pada Senin, 10 Februari 2020.
Sedangkan kata Sutiaji, untuk guru agama dan guru bimbingan konseling (BK) mendapatkan peringatan. Sanksi berupa peringatan juga diberikan kepada Kepala Dinas Pendidikan, Zubaidah karena telah memberikan informasi yang tidak utuh kepada publik.
"Kepala dinas pendidikan itu ceroboh dalam membuat statemen. Karena informasi yang didapat dari sekolah tidak dianalisa terlebih dahulu. Kami beri batas waktu enam bulan untuk membenahi kinerjanya," terangnya.
Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot Malang) berfokus untuk pemulihan kondisi kejiwaan siswa MS, usia 13 tahun, pasca mengalami amputasi di jari tengahnya.
"Tentu sudah ada pendampingan dari psikolog, dari pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak (P2TPA) juga dari dinas sosial," ujar Sutiaji.
Sutiaji juga mengatakan bahwa ia sudah berkoordinasi dengan paman dari MS, Taufik, juga dengan Direktur Rumah Sakit Lavallete, Kota Malang, untuk memantau kondisi psikologis MS.
"Saya dapat informasi bahwa kondisi dari korban sudah mengalami perkembangan yang cukup baik," tuturnya.
Untuk kasus hukumnya, Sutiaji mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk memeriksa para pihak terkait.
Untuk diketahui seorang siswa SMPN 16 Malang inisial MS, usia 13 tahun, menjadi korban perundungan. Dia menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh tujuh orang temannnya sendiri. Akibat perundungan itu, jari tengah MS memar sampai harus diamputasi. Siswa kelas VII tersebut saat ini dirawat di RS Lavallete, Kota Malang.