Akibat Corona Okupansi Hotel Turun, Karyawan Akan Dirumahkan
Penyebaran virus corona (covid-19) berdampak pada sektor ekonomi dan pariwisata di Jawa Timur. Seperti sejumlah hotel dan restoran di Jawa Timur mengalami penurunan pengunjung. Okupansi hotel pun tak lebih dari 25 persen.
Hal ini diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Dwi Cahyono.
Menurutnya sejak diumumkan surat edaran gubernur dan pemerintah kota maupun daerah setempat untuk menutup pintu wilayahnya, industri perhotelan mengalami penurunan tingkat hunian kamar yang sangat signifikan.
"Kami pasti terdampak. Apalagi berdasarkan surat edaran tersebut sudah tidak boleh lagi menerima studi banding dan lain sebagainya," terangnya di Surabaya, Rabu, 18 Maret 2020.
Dwi mengatakan, penurunan ini mulai terasa sejak dua pekan terakhir. Tapi tidak semua daerah mengalami penurunan yang ekstrem.
Lebih lanjut, Dwi menyebutkan ada beberapa daerah memiliki okupansi mencapai 35 persen. Sementara, sejumlah kota besar seperti Surabaya, Malang, dan Batu,okupansi tak lebih dari 25 persen.
"Kalau terus serius dan yang kena virus makin banyak, ya angka okupansinya akan lebih turun lagi," imbuhnya.
Ia mengatakan, jika okupansi terus merosot, maka dampak paling buruk yang akan terjadi ialah efisiensi karyawan.
"Rencananya, kami akan berlakukan shift karyawan. Mungkin satu hari masuk, satu hari di rumah. Tapi hal ini masih akan kami akan evaluasi. Sementara akan ada yang dirumahkan untuk menekan biaya operasional," papar Dwi.
Ia berharap, setelah dua minggu ini keadaan akan membaik. Ia juga berharap upaya yang dilakukan pemerintah bisa memutus mata rantai penyebaran virus corona.