Wabah Corona, Jahe Merah di Kota Malang Melonjak Rp90 Ribu
Harga jahe merah di Kota Malang melambung tinggi akibat informasi virus corona atau COVID-19 sudah masuk dan menginfeksi beberapa orang di Indonesia.
Ngopibareng.id cek empon-empon di Pasar Besar, Kota Malang. Jahe merah yang biasa dijual dengan harga Rp 45.000, melonjak naik sebesar Rp 90.000. Harga ini disebut 'ganti harga' sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan dua warga Depok, Jawa Barat positif corona pada 2 Maret 2020.
"Jahe merah naik Rp 90.000 perkilogram. Permintaan banyak, stoknya minim jadi mahal. Banyak masyarakat yang cari, kira-kira sejak dua minggu ini," tutur Lilis, salah satu pedagang di Pasar Besar, Selasa 10 Maret 2020.
Tak hanya harga jahe merah saja yang mengalami lonjakan harga. Menurut Lilis, sejumlah tanaman herbal lain juga mahal.
Seperti jahe biasa yang semula Rp 27.000 naik Rp 48.000 perkilogram. Temulawak dari Rp 6.000 jadi Rp 10.000 perkilogram. Lalu kunyit yang cuma Rp 3.500 kini Rp 12.000 perkilogram. Kencur yang sebelumnya dijual Rp 40.000 naik Rp 80.000 perkilogram.
"Larisnya tanaman herbal tersebut disebabkan isu virus corona sejak dua minggu yang lalu," sambung Lilis.
Selain itu, terang Lilis, larisnya tanaman herbal tersebut karena adanya penelitian yang menyebutkan minuman dari tanaman herbal dapat menjaga kekebalan tubuh (imun) dari serangan virus corona.
Salah satu pembeli di Pasar Besar, Kota Malang, yaitu Dian Maulina, mengungkapkan meminum ramuan dari tanaman herbal merupakan kebiasaan keluarganya untuk menjaga kesehatan.
"Saya memang rutin meminum jahe untuk menjaga kesehatan. Saya memang tidak mengkonsumsi obat-obatan kimia," ujarnya.
Harga mahal sepertinya tak masalah bagi Dian Maulina, sebab keluarganya memang butuh minuman herbal untuk dikonsumsi setiap hari.
"(Harga mahal) Saya tetap beli karena butuh. Biasanya minuman jahe saya campur dengan madu," tuturnya.