Akhlak Nabi Muhammad Hadapi Caci Maki dan Kegaduhan di Medsos
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda janganlah mengarahkan pedang kepada kawan. Hal itu menjadi pengingat kita di masa-masa ketika banyak orang saling bersitegang dan mengumbar caci maki.
عَنْ هَمَّامٍ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُشِيْرُ أَحَدُكُمْ عَلَى أَخِيْهِ بِالسِّلاَحِ، فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى لَعَلَّ الشَّيْطَانَ يَنْزِعُ فِى يَدِهِ، فَيَقَعُ فِى حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ
Dari Hammam, aku mendengar Abu Hurairah dari Nabi SAW. bersabda :
" Janganlah salah seorang diantara kalian mengarahkan pedangnya kepada kawannya, sebab siapa tahu Setan menariknya dari tangannya lantas ia terjerumus dalam lubang Neraka. " ( H. R. Bukhari no .7072 dan Muslim no . 6834 )
Memungut Ajaran Nabi SAW
Nabi Muhammad SAW sering berhadapan dengan orang munafik yang suka melakukan perbuatan onar. Dalam menghadapinya, apakah Nabi SAW bersikap keras dan melawannya dengan kekerasan?
Dalam buku Mentari Kasih Sayang Rasulullah SAW yang Meluluhkan Kebekuan Hati karya Dr Rasyid Haylamaz, disebutkan bahwa Nabi SAW tidak bersikap keras atau dengan balik melawannya. Justru dihadapi Nabi SAW dengan kelemahlembutan.
Nabi SAW senantiasa melakukan komunikasi dengan siapa saja termasuk mereka yang sering membuat onar. Cara Nabi SAW dalam menghadapinya yaitu dengan mengendalikan emosi dan menjaga perasaan lawan bicaranya.
Rasulullah SAW tidak pernah membeberkan segala hal yang beliau ketahui kepada orang-orang, dan beliau SAW juga tidak pernah mengungkapkan secara langsung apa yang ada dalam pikirannya. Istilahnya sekarang, mungkin bisa dikatakan bahwa Nabi SAW tidak bicara blak-blakan karena beliau selalu menjaga perasaan lawan bicaranya.
Nabi SAW juga tidak pernah mengungkap kesalahan orang kepada orang lain, walaupun beliau SAW sudah tahu kebenarannya. Sikap itu pulalah yang beliau terapkan kepada para sahabat.
Ketika ada sahabat yang meminta izin untuk membunuh seseorang karena kesalahan yang dibuatnya, Rasulullah SAW tidak pernah mengabulkannya. Nabi Muhammad SAW juga enggan menghukum orang yang ketahuan berencana melakukan tipu daya muslihat untuk berbuat buruk kepada beliau SAW.
Salah satu contohnya ialah ketika Perang Uhud di mana saat itu ada banyak orang yang meninggalkan medan perang dan merusak semangat pasukan Muslim. Merekalah yang kemudian disebut sebagai orang munafik. Sikap orang munafik ini telah memperkuat barisan musuh secara tidak langsung.
Namun, Nabi Muhammad tidak mencela perbuatan orang-orang munafik itu dan juga tidak mengungkit-ungkit kesalahan mereka. Tidak pula menghukum mereka sebagaimana yang diminta oleh para sahabat.
Justru Nabi SAW tetap bersikap baik kepada mereka berdasarkan perbuatan lahiriah yang ditampakkan oleh mereka. Sikap Nabi SAW ini terus berlangsung dalam menyikapi tindakan buruk yang dilakukan orang-orang munafik di masa mendatang.
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, selalu hidup rukun damai, selamat di dunia selamat di akhirat. Aamiin....!!!
Semoga bermanfaat.