Akhirnya, Pemkot Jadikan Benteng Kedung Cowek Cagar Budaya
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menjadikan Benteng Kedung Cowek sebagai kawasan Bangunan Cagar Budaya (BCB). Hal itu diungkapkan langsung oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Bahkan Risma mengaku telah menggandeng Kodam V/Brawijaya untuk merealisasikan hal tersebut.
Alasan menggandeng Kodam V/Brawijaya dalam merealisasikan Benteng Kedung Cowek sebagai Cagar Budaya, karena kawasan Benteng Kedung Cowek itu merupakan teritorial Kodam V/Brawijaya.
“Jadi prinsip mekanismenya nanti kita perbaiki atau revitalisasi kawasan itu, selanjutnya kita kembalikan ke Kodam atau kita kelola bersama-sama. Tahapan yang harus dilakukan pertama adalah kita tetapkan dulu itu benteng menjadi Bangunan Cagar Budaya (BCB) dengan SK Wali Kota,” ujar Risma.
Benteng yang memiliki luas kurang lebih 7 hektar itu rencananya akan dijadikan salah satu kawasan wisata di Surabaya. Seperti Benteng Fort Siloso di Sentosa Island, Singapura.
“Kita lagi kembangkan kawasan di sana menjadi kawasan (wisata) pantai. Cuman ada peninggalan-peninggalan (sejarah) yang juga bisa kita jadikan wisata,” ungkap Risma.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi mengatakan, Dispursip Kota Surabaya telah menggelar rapat dan koordinasi bersama, sebelum menetapkan Benteng Kedung Cowek sebagai bangunan cagar budaya.
“Bersama tim ahli cagar budaya kita akan lakukan uji material baik itu konstruksi fisik maupun komponen bangunan, kemudian literatur kesejarahan itu punya peranan penting seperti apa di sana,” ungkapnya.
Selain itu, Musdiq mengaku, pihaknya akan bekerjasama dengan tim ahli cagar budaya dan Kodam V/Brawijaya melakukan observasi di Benteng Kedung Cowek untuk menggali dan mencari lebih dalam, nilai-nilai sejarah di bangunan benteng peninggalan Belanda tersebut.
“Kita pasti akan kerja sama dengan Kodam V/Brawijaya untuk meninjau bangunan benteng tua tersebut. Intinya agar kami dan tim bisa mengetahui fisik bangunan benteng seperti apa. Tahun pembangunan persisnya kapan. Pokoknya untuk memenuhi kriteria bangunan sejarah ini,” ujuarnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, para pegiat sejarah di Kota Surabaya gundah. Karena bangunan peninggalan kolonial tersebut diabaikan oleh Pemkot Surabaya.
Saat ini, bangunan Benteng Kedung Cowek masih berdiri kokoh. Namun sayang, kondisi benteng tidak terawat, bahkan banyak tumbuhan menjalar yang mengelilingi bangunan tersebut.
Keberadaan benteng yang terabaikan ini membuat para pegiat sejarah di Kota Surabaya khawatir. Karena, benteng penyimpan peluru jaman Belanda itu belum berstatus sebagai cagar budaya, sehingga suatu saat bisa dirobohkan.