Akhirnya, Dewan Pengawas Facebook Berani Tangguhkan Akun Trump
Facebook dan Instagram resmi menangguhkan akun mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akibat perannya dalam kerusuhan di Gedung Capitol, pada Januari lalu. Namun Donald Trump diberi kesempatan melakukan hearing di tahun ini pula.
Profil Dewan Pengawas Facebook
Keputusan itu dibuat oleh Dewan Pengawas, tim independen yang sengaja dibentuk untuk memeriksa kebijakan konten, pada Rabu, 5 Mei 2021. Keputusan ini menjadi yang terbaru setelah sebelumnya Facebook menangguhkan sementara akun Donald Trump, pada 7 Januari lalu.
Dewan Pengawas mengaku menerima lebih dari 9 ribu komentar atas status Trump di Facebook. Dewan ini terdiri dari 20 organisasi yang berasal dari pengacara, akademisi, dan pakar industri.
Sejumlah pengamat menyebut Dewan Pengawas serupa dengan Mahkamah Agung di Facebook. Ia bertugas mengambil alih tanggung jawab dari tangan para eksekutif raksasa di Facebook. Di bawah perjanjian Dewan Pengawas, keputusannya bersifat mengikat dan tidak bisa dianulir bahkan oleh Mark Zuckerberg sendiri di Facebook.
Kisruh di Capitol Hill
Akun Donald Trump telah banyak menjadi sorotan sejak pecahnya kisruh di Gedung Capitol di Amerika Serikat. Ia banyak dikritik memprovokasi netizen untuk datang ke Capitol Hill lewat akunnya.
Pada 7 Januari, Facebook membekukan sementara akun Donald Trump. "Kami percaya, risikonya terlalu besar jika membiarkan presiden menggunakan akunnya di masa saat ini," kata Mark Zuckerberg saat itu.
Berikutnya, Twitter secara permanen menutup akun Donald Trump, per 8 Januari. Sejumlah perusahaan internet lain juga berupaya meghentikan akses Donald Trump terhadap internet.
Dua minggu berselang, Zuckerberg mengatakan jika masa depan akun Donald Trump akan diserahkan pada Dewan Pengawas.
Kritik Terhadap Facebook
Akun Donald Trump juga banyak menjadi sumber kritik yang dilemparkan kepada Facebook. Banyak netizen menginginkan agar raksasa IT ini menutup akun Donald Trump yang banyak menyebarkan informasi yang salah, terutama tentang Pilpres 2020 yang disebut Trump diseting untuk mengalahkannya. Akun tersebut juga banyak menyiarkan retorika yang provokatif.
Sementara halaman Facebook sendiri diikuti sedikitnya 35 juta akun. Status terakhirnya di halaman itu dibuat pada 6 Januari, yang menyerukan agar seluruh massa yang datang ke Capitol Hill untuk tenang dan damai.