Akhiri Krisis Politik Lebanon, Calon PM Ajukan Daftar Kebinet
Calon Perdana Menteri Lebanon, Saad Al-Hariri, menyerahkan daftar kabinet berisi 24 menteri kepada Presiden Lebanon Michel Aoun pada hari Rabu 14 Juli 2021. Dia mengancam akan mundur jika usulan kabinetnya ditolak presiden.
Jika proposal itu disetujui, itu bisa mengakhiri krisis politik yang telah mendorong negara itu menuju keruntuhan sosial dan ekonomi dalam sembilan bulan terakhir. Namun jika Aoun tidak menyetujui, Hariri telah bersumpah untuk mengundurkan diri.
“Sekarang momen kebenaran,” kata Hariri kepada wartawan setelah menyampaikan proposal ke istana kepresidenan di Beirut. “Kabinet ini dapat membantu negara bangkit kembali dan mengakhiri keruntuhan,” ujarnya dikutip Arabnews.com.
Hariri, yang ditunjuk pada bulan Oktober, mengatakan dia mengharapkan tanggapan Aoun pada hari Kamis dan dia “akan membuat keputusan yang sesuai.”
Akibat Tekanan IMF
Usulan itu tidak menghalangi pihak politik mana pun dan muncul setelah Utusan Presiden Prancis Patrick Durel dan Mahmoud Mohieldin, direktur eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF), memperbarui tekanan pada pejabat Lebanon untuk membentuk pemerintahan.
Lebanon tidak memiliki pemerintahan sejak kabinet yang sebelumnya mengundurkan diri setelah tragedi ledakan di pelabuhan Beirut, 4 Agustus 2020, yang merenggut nyawa 215 orang dan melukai 6.000 lainnya.
Hariri mempresentasikan proposal kabinetnya kepada Aoun dalam pertemuan 30 menit di istana kepresidenan, dan menurut sumber yang dekat dengan Hariri, “usulan nama kabinet mencakup nama-nama baru.”
Hariri mempresentasikan proposalnya kepada Aoun setelah dia melakukan kunjungan singkat ke Kairo pada hari Rabu untuk bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi. Sumber di Kairo mengatakan Mesir telah menjanjikan dukungan ekonomi dan politik untuk pemerintahan baru dan bahwa sebuah delegasi akan segera melakukan perjalanan ke Beirut.
El-Sisi menekankan “Dukungan Mesir untuk rencana Hariri yang bertujuan memulihkan stabilitas di Lebanon, mengatasi tantangan saat ini, dan untuk upayanya membentuk pemerintahan … Lebanon harus menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan lainnya, demi menjaga persaudaraan rakyat Lebanon dan persatuan nasionalnya.”
Hariri juga mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.
Kesiapan Prancis Dukung Lebanon
Pada hari kedua kunjungannya ke Beirut, Durel bertemu dengan Aoun dan mengingatkannya tentang “kesiapan Prancis untuk terus mendukung dan membantu Lebanon.”
Menurut biro media istana kepresidenan Lebanon, Durel fokus pada pembentukan pemerintahan baru dan ingin Lebanon mulai “menerapkan reformasi yang telah diminta Prancis dan masyarakat internasional.”
Aoun mengatakan dia berharap Hariri akan membawa “indikasi positif” setelah pertemuannya dengan El-Sisi sehingga negara itu dapat mengatasi “sembilan bulan kebuntuan politik dengan kondisi kehidupan yang tak tertahankan.”
Mohieldin, yang juga bertemu dengan Aoun dan ketua parlemen Nabih Berri, mengatakan IMF akan mengusulkan paket solusi dan proposal untuk membantu negara itu keluar dari situasi saat ini.
Dia mengumumkan bahwa IMF akan mengalokasikan $860 juta untuk Lebanon sebagai bagian dari program senilai $650 miliar “untuk didistribusikan ke 190 negara dalam beberapa bulan ke depan.”