Akhir Tahun, Pemkot Pasuruan Gerak Cepat Turunkan Stunting
Kejar target menurunkan angka prevalensi stunting menjadi 14 persen di tahun 2023 ini, berbagai upaya dalam mendukung tujuan besar tersebut dilakukan. Salah satunya membahas rencana tindak lanjut dan diseminasi audit kasus stunting II tahun 2023. Acara ini digelar Rabu siang, 27 Desember di Ruang Untung Suropati I, Sekretariat Pemkot Pasuruan. Rapat ini dihadiri oleh beberapa stakeholder dan dipimpin langsung oleh Wakil Walikota Pasuruan, Adi Wibowo.
Persoalan stunting memang menjadi fokus Pemkot Pasuruan dalam beberapa waktu terakhir. Ini sekaligus sebagai bentuk komitmen dukungan Pemkot Pasuruan untuk ikut andil menyiapkan generasi unggul dalam menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045.
"Bagaimana bisa terwujud Indonesia Emas jika tidak didukung oleh generasi bebas stunting yang kita persiapkan sejak dini dari sekarang," kata Mas Adi, sapaan akrab Wakil Walikota Pasuruan Wakil Walikota Pasuruan, Adi Wibowo.
Dalam rapat tersebut dipaparkan beberapa sampel hasil audit kasus stunting di beberapa wilayah, di antaranya audit terhadap salah seorang ibu hamil di kelurahan Purutrejo, audit terhadap seorang ibu nifas di kelurahan Mayangan, serta audit kasus stunting pada batita di kelurahan Mandaranrejo dan Bugul Kidul.
Dari hasil audit tersebut didapatkan referensi sekaligus rekomendasi bagi rencana tindak lanjut apabila terjadi kasus serupa di masa yang akan datang.
Apalagi menurut Mas Adi, persoalan stunting harus dilihat secara komprehensif.
"Bukan hanya urusan gizi dan kesehatan, namun stunting lebih dari itu. Bagaimana kita melihat dari sisi infrastruktur yang juga menopang kesehatan. Stunting juga sangat beririsan dengan faktor kemiskinan" ujar Mas Adi.
Mas Adi juga menambahkan bahwa kemiskinan sangat berkaitan erat dengan stunting karena dikaitkan dengan pola pikir, perilaku, serta pengetahuan masyarakat. Untuk itu, dirinya juga menyampaikan bahwa salah satu cara dalam mengupayakan penurunan angka prevalensi stunting adalah dengan belajar dari daerah lain.
"Butuh gotong royong, kerja sama banyak pihak. Terutama juga faktor dukungan keluarga. Misalnya bapak yang merokok, harus sadar posisinya ada anak yang harus dijaga tumbuh kembangnya untuk terhindar dari paparan asap rokok"," ujar Mas Adi.
Hal lain yang menurut Mas Adi harus ditekankan adalah penguatan pola hidup bersih dan sehat, serta pengaturan sanitasi di lingkungan rumah yang memenuhi standar kesehatan.