Musim Hujan , BPBD Bondowoso Setop Bantuan Air Bersih Akhir November
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Jawa Timur, sudah menghentikan dropping (penyaluran) bantuan air bersih ke daerah terdampak kekeringan, sejak akhir November 2024. Penghentian dropping bantuan air bersih, karena Bondowoso telah memasuki musim penghujan.
Kabid Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Bondowoso, Tugas Riski Bahana mengatakan, wilayah Bondowoso sudah melewati hidrometeorologi kering atau musim kemarau memasuki November 2024. Selanjutnya memasuki hidrometeorologi basah atau musim penghujan.
"Dengan sudah memasuki musim penghujan, oleh sebab itu BPBD Bondowoso menghentikan dropping bantuan air bersih ke daerah-daerah terdampak kekeringan sejak akhir November 2024," jelas Tugas Riski, Senin 2 Desember 2024.
Penghentian dropping bantuan air bersih, lanjut dia, juga didasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Timur yang membatasi durasi bantuan air bersih. Selain itu, keterbatasan anggaran BPBD Bondowoso untuk dropping bantuan air bersih ke daerah-daerah terdampak kekeringan.
"Dropping bantuan air bersih pada Juli 2024 dari anggaran APBD Bondowoso. Pada Agustus - September 2024 dari anggaran pusat lewat BNPB, dan Oktober - November 2024 dari APBD Jatim," urainya.
Di Bondowoso terdapat 13 desa tersebar di delapan kecamatan menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau. Antara lain Desa Sumber Anyar Kecamatan Maesan; Desa Gadingsari dan Patemon Kecamatan Pakem; Desa Klabang dan Purnama Kecamatan Tegalampel serta Desa/Kecamatan Wringin.
Kemudian, Desa Blimbing, Karanganyar, dan Leprak Kecamatan Klabang; Desa Walidono Kecamatan Prajekan; Desa Botolinggo, dan Klekean Kecamatan Botolinggo, dan Desa Batu Ampar Kecamatan Cermee.
"Dari 13 desa tersebar di 8 kecamatan terdampak kekeringan selama musim kemarau itu terdapat sebanyak 3.508 kepala keluarga yang saat itu didropping bantuan air bersih," jelas Tugas Riski mewakili Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo.
Advertisement