Akankah Diananda Choirunisa Penerus Lilies Handayani di Olimpiade 2024?
Keberhasilan Diananda Choirunisa menembus babak 16 besar di nomor recurve perorangan putri Olimpiade 2024 Paris menuai pujian dari banyak pihak. Maklum, ia harus berjuang keras untuk sampai di fase ini.
Capaian tersebut memang tak mudah bagi atlet kelahiran Surabaya 16 Maret 1997 ini. Pasalnya, ia selalu tertinggal dalam perolehan poin hingga set ketiga, kemudian berhasil menyamakan skor di set keempat dan kelima, dan akhirnya sukses mengalahkan atlet Amerika Serikat, Catalina Gnoriega di fase penentuan, yakni di shoot off, untuk memenangkan laga dengan skor 6-5.
Atas sukses ini, Diananda pun diharapkan bisa melangkah lebih jauh dan membawa pulang medali. Raihan yang pernah ditorehkan oleh senior sekaligus pelatihnya di tim panahan Indonesia untuk Olimpiade 2024 Paris.
Sebagai informasi, Lilies bersama dua rekannya, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani berhasil membawa pulang medali perak dari nomor beregu putri Olimpiade 1988 Seoul. Ini merupakan medali pertama Indonesia pada ajang multievent terbesar di dunia tersebut.
Olimpiade 2024 Paris merupakan keikutsertaan yang kedua bagi Diananda. Sebelumnya, pada Olimpiade 2020 Tokyo, langkah Diananda terhenti di babak 64 besar. Kala itu, ia takluk di tangan atlet Denmark, Maja Jager, dengan skor 2-6 setelah pertandingan berlangsung dalam empat set.
Seperti disampaikan Diananda usai kemenangannya atas Catalina Gnoreiga asal AS di babak 32 besar, hasil ini tak lepas dari ketenangan dan semangat juangnya yang tinggi karena dukungan penonton Indonesia.
“Karena kalau di Olimpiade pertama deg-degannya tidak bisa dikontrol, tapi Alhamdulillah di kepengurusan Pak Arsyad Rasyid (Ketua Umum PP Perpani), kami banyak ikut pertandingan dan sering ketemu mereka (lawan-lawan di Olimpiade), jadi biasa saja, menikmati,” jelas wanita yang akrab disapa Anis ini.
Titisan Sang Ibu
Darah panahan Diananda menitis dari sang ibu, Ratih Widyanti, mantan atlet panahan Jawa Timur. Dari sang ibu pula ia mengenal dan belajar panahan ketika usianya baru 7 tahun.
Diananda memulai debutnya di turnamen panahan saat berusia 10 tahun. Untuk kejuaraan domestik, ia merupakan pengoleksi tiga medali (termasuk satu emas) di PON 2016 Jawa Barat saat mewakili Jatim.
Di ajang internasional, atlet berusia 27 tahun ini menandai debutnya di tim nasional dengan meraih medali emas di SEA Games 2013 Myanmar.
Wanita lulusan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ini mencatatkan puncak performa di SEA Games Kuala Lumpur 2017, dengan memboyong dua keping medali emas dari nomor perorangan putri dan beregu campuran, serta satu perak dari beregu putri.
Diananda juga memenangkan medali perak kala berlaga di Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.
Diananda kemudian mewakili Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020 nomor tunggal putri di cabang olahraga panahan. Sayang, perjuangannya harus terhenti setelah kalah dari wakil Denmark, Maja Jager, di babak 64 besar dengan skor 2-6.
Kali ini, di Olimpiade 2024 Paris, Diananda terjun di nomor tim recurve putri, perorangan recurve putri, dan mix team pada Olimpiade Paris 2024.
Kini, Diananda pun dituntut untuk fokus menatap laga di babak 16 besar. Karena lawan tangguh dari India, Bhajan Kaur telah menanti. Akankah Diananda akan menjadi penerus Lilies? Semoga!