Akan Datang, Suatu Zaman Manusia Tak Peduli atau Halal Haram
Masyarakat pada suatu zaman selalu mengalami perubahan. Perubahan tata-nilai pun tak bisa dihindari. Dalam sisi keberagamaan dan spiritualitas, manusia akan sulit membedakan antara halal dan haram. Di situlah zaman memasuki kegelapan.
Rasulullah Muhammad Shallallahu alahi wasallam (SAW) pernah berpesan tentang akan datang zaman ketika manusia tak peduli halal atau haram.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، لاَ يُبَالِى الْمَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ أَمِنَ الْحَلاَلِ أَمْ مِنَ الْحَرَامِ
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW. bersabda :
Akan datang suatu zaman pada manusia yang ketika itu seseorang tidak peduli lagi tentang apa yang didapatnya apakah dari barang halal ataukah haram. (H. R. Bukhari no . 2059)
Berbuat Baik pada Semua Orang dalam Semua Keadaan
Berikut penjelasan Nasrudin bin Hassan at Tantawi.
Dari Abi Hurairah Radhiyallahu anhu (RA) telah berkata, Rasulullah SAW telah bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Barang siapa yang meringankan beban seorang mukmin dari suatu penderitaan di dunia, maka Allah akan meringankan dirinya dari suatu penderitaan di hari Kiamat kelak.
Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, niscaya Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat.
Barang siapa yang menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.
Dan Allah SWT akan senantiasa menolong hamba-Nya selama dia juga senantiasa menolong saudaranya.
(Hadits Riwayat Imam Muslim)
Penjelasan Hadits
1. Risalah Islam tidak sekadar disampaikan kepada umat melalui lisan para juru dakwah, tetapi juga melalui tindakan yang memamerkan sikap dan sifat para pendakwah yang baik, positif, mudah didekati, jujur, berkata benar dan tidak menikam dari belakang.
2. Bahkan bahasa badan ini lebih fasih dan mudah difahami berbanding bahasa lidah untuk menyemat kebenaran dan keindahan Islam yang diperjuangkan ke dalam diri individu mahupun masyarakat keseluruhan.
3. Para pendakwah selayaknya tidak berdebat dengan lidahnya, tetapi mesti memastikan perwatakannya dilurusmurnikan dengan akhlak Islami sebagaimana yang telah digariskan oleh Nabi SAW sebagai jaminan betapa sentuhan dakwahnya berkesan dan mematut sanubari madu’u (sasaran dakwah)
4. Sikap suka menolong orang yang memerlukan, mudah berkira (berurusan), senang didekati, suka memaafkan, tidak suka mendedahkan aib orang antara kekayaan budi pendakwah yang sangat diperlukan oleh gerakan Islam.
5. Keperluan bagi memastikan gerakan dakwah Islamiyah ini berjaya memenangi hati umar lalu menyelamatkan mereka dari terjerumus ke dalam situasi dan kondisi yang dimurkai oleh Allah SWT.
6. Abdullah bin Masu’ud Rha telah meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah menjelaskan mengenai satu sifat dan sikap yang boleh membentengi dirinya dari sambaran api neraka jahannam.
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّارِ أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ هَيِّنٍ سَهْلٍ
Mahukah kamu aku beritahu mengenai orang yang haram ke atas neraka atau orang yang diharamkan ke atasnya dari disambar api neraka;
Yaitu semua kerabat (kawan rapat) yang bersikap mudah (senang berkira dan memaafkan).
(Riwayat Imam Tirmizi - Hadis Hasan)
7. Imam Asy Syafie Rahimahullah pernah bersyair:
يُخَاطِبُنِي السَّفِيْهُ بِكُلِّ قُبًحٍ
Orang yang dangkal bercakap denganku dengan segala keburukan
فَأَكْرَهُ أَنْ أكُوْنَ لَهُ مُجِيْبًا
Maka aku tidak suka menjawabnya
يَزِيْدُ سَفَاهَةً فَأَزِيْدُ حِلْمًا
Semakin bertambah kedangkalannya, semakin bertambah kemaafanku
كَعُوْدٍ زَادَهُ الإِحْرَاقُ طِيْبًا
Laksana kayu gaharu, semakin dibakar semakin semerbak wanginya.
(Rujuk Mausuu’ah Min Akhlak Ar Rasul - Mahmud Misri)
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertaqwa kepada Allah, selalu mendapat rezeki yang halal barokah dan suka bersedekah. Aamiin.....!!!
Semoga bermanfaat.
Dzikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya.
زيني الياس
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, berakhlak mulia, memiliki rasa malu, mulia di dunia mulia di akhirat. Amin..!!!