Akan Ada Kereta Layang di Angkasa Pura II, Keren kan...
Fasilitas dan layanan di Bandar Udara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, semakin berkelas. Terbaru, PT Angkasa Pura II berencana menambah tiga rangkaian kereta (trainset) skytrain atau kereta layang pada September 2018.
Penambahan ini akan memudahkan mobilisasi penumpang antarterminal di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
President Director Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, saat ini Bandara Soetta sudah memiliki 3 trainset yang beroperasi dengan kapasitas angkut hingga 176 penumpang tiap perjalanan. Dengan rencana penambahan 3 set, nantinya akan ada enam trainset yang dapat mengangkut hingga 352 tiap perjalanan.
"Dilihat dari kenaikan pergerakan penumpang dari tahun ke tahun, serta kurang lebih sebanyak 80 persen mayoritas pengguna skytrain adalah penumpang, maka kami akan melakukan pengembangan agar mereka tidak perlu menunggu lama untuk mobilisasi antarterminal," kata Awaluddin di Jakarta.
"Skytrain" atau kereta layang merupakan moda transportasi tanpa awak. Skytrain dijalankan menggunakan sistem automated guideway transit. Atau yang pertama di Indonesia khususnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sejak dioperasikan 17 September 2017, kereta layang semakin diminati penumpang sebagai pilihan moda transportasi antarterminal.
Saat ini Skytrain Bandara Internasional Soekarno-Hatta beroperasi dual track (track A dan B) dengan lintasan sepanjang 3.07 km.
Kecepatan maksimalnya adalah 30 km/jam, dengan waktu antara headway 13 menit dan dwell time 1 menit. Namun, pengoperasian skytrain saat ini masih bersifat manual, yaitu masih melibatkan awak pengemudi di dalamnya.
Sementara itu, kondisi rute eksisting skytrain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah Terminal 1 - Stasiun Kereta Bandara - Terminal 2 - Terminal 3 (pp). Rute ini rencananya akan diperpanjang menuju ke rencana pembangunan Terminal 4 di area Soewarna Golf dan ke area komersial sky city yang saat ini pun masih dalam rencana pembangunan
Selain mengembangkan skytrain, Angkasa Pura II juga akan membangun dan menyediakan fasilitas pendukung dari kereta layang ini seperti sky bridge, lintasan, shelter, serta sistem dan persinyalan, yang merupakan hal fundamental dalam pengoperasian skytrain tersebut.
"Progres pembangunan lintasan dan shelter tahap 1 sudah 100 persen, sedangkan progres pengembangan sistem dan persinyalan otomatis hampir mencapai 100 persen.
"Dengan adanya rencana pengembangan skytrain ini, minimum connecting time (MCT) yang diperlukan untuk berpindah antar terminal akan lebih efisien," ujar Awaluddin.
Pengoperasian Skytrain, merupakan salah satu persiapan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dalam menyambut pelaksanaan Asian Games 2018.
"Skytrain sebagai moda transportasi publik modern yang belum pernah ada sepanjang sejarah di Indonesia, sekarang dioperasikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hal ini menandakan dunia transportasi nasional terus berkembang demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Muhammad Awaluddin.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengaku senang dengan penambahan layanan Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta. Menpar mengatakan, hal ini akan membuat pariwisata Indonesia semakin kompetitif dan memiliki daya saing di dunia.
"Indonesia semakin mengglobal. Pariwisata Indonesia bakal semakin kompetitif," ucap Arief.
Aksesibilitas, imbuhnya, memiliki pengaruh penting terhadap pariwisata. Dengan akses yang baik, maka arus wisatawan akan semakin mudah dan nyaman.
"Kita tidak pernah khawatir dengan keragaman atraksi. Indonesia punya banyak ragam atraksi yang besar. Sehingga akses dan amenitas juga harus dapat menunjang dengan baik," kata Arief. (*)