Ajarkan Toleransi untuk SD, Mahasiswi PGSD Unusa Buat Komik
Banyak cara dilakukan agar pembelajaran di sekolah menjadi lebih interaktif dan menarik. Salah satunya seperti yang dilakukan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), dengan membuat komik untuk media pembelajaran siswa sekolah dasar (SD).
Komik-komik yang dibuat para mahasiswa tersebut dipamerkan dalam acara Nusa Creative Competition (NCC) Vol. 2 mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Minggu, 29 Januari 2023.
Salah satu mahasiswa PGSD, Marsya Rosyidah menjelaskan media komik ini dibuat oleh mahasiswa Unusa berdasarkan pelajaran yang tengah dipelajari di sekolah dasar. Dengan sentuhan animasi dari komik membuat siswa lebih memahami pelajaran tersebut.
"Seperti pelajaran toleransi, jadi siswa bisa memahami apa itu toleransi dan langkah apa yang dilakukan untuk memahami arti toleransi yang memang mudah dipahami oleh media gambar," ungkapnya.
Selain toleransi, ada pula tema gotong royong, pertemanan yang dibuat oleh para mahasiswa. Setelah mendapatkan cerita apa yang akan ditulis di komik, baru dibuat gambar yang sesuai.
Marsyah mengatakan, dirinya mencari cerita yang mudah dipahami ke dalam media pembelajaran komik. Cerita tersebut berasal dari pengamatan di sekitarnya. "Setelah menemukan jalan ceritanya saya dan tim mencari karakter yang sesuai dan terciptalah karakter ini yang dituangkan dalam komik," ugkapnya.
Menurutnya, cerita bergambar atau komik akan membuat anak lebih antusias dalam belajar karena, selain membaca juga ada gambar yang bisa dicontoh oleh mereka.
"Dalam komik yang saya buat, saya dan tim menceritakan toleransi itu indah, ada beberapa dan suku di Indonesia yang harus saling menghargai supaya tetap berteman," ceritanya.
Disamping itu, Dekan FKIP Unusa, M. Thamrin Hidayat menjelaskan saat ini anak sekolah dasar lebih memahami pelajaran yang menggunakan media pembelajaran komik. Dengan gambar anak bisa lebih memahami pelajaran yang sedang dipelajari saat ini. "Jadi anak sekarang lebih suka dan tidak mudah bosan jika pembelajarannya melalui media gambar," kata Thamrin.
Di mana anak sekolah dasar ini suka pengetahuan yang kongkrit, sehingga mereka akan mudah memahami gambar dari pada naskah atau literatur tulis. "Dari ini, kita harus bisa menyesuaikan untuk media pembelajaran gambar melalui komik ini," beber Thamrin.
Thamrin menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan media komik ini menjadi salah satu hal yang harus dikuasai oleh calon guru sekolah dasar.
Di mana nantinya pembelajaran ini masuk dalam materi yang akan ditempuh mahasiswa di Pendidikan Profesi Guru (PPG). "Sebelum itu, mahasiswa Unusa harus bisa menguasai dalam media pembelajaran komik ini," ucapnya.
Advertisement