Ajarkan Kitab Ihya, Kiai Ulil Abshar Kobarkan Api Dakwah Islam Terkini
KH Ulil Abshar Abdalla, di antara ulama pesantren yang memegang tradisi mengajarkan Kitab ulama salafusshalih dan pewaris para nabi. Ia mengajarkan Kitab Ihya Ulumuddin (Menghidupkan Ajaran Agama) memanfaatkan media kekinian di jagat maya.
Ngaji Ihya Ulumuddin secara online, diawalinya dengan melalui Facebook, dan sesekali diadakan pertemuan langsung di sejumlah daerah di Indonesia. Kiai Ulil Abshar yang kini merintis berdirinya Pesantren Al-Ghazali alias Ghazali College di Bogor, merupakan perwujudan tradisi santri yang terus berkembang dan mengembangkan dakwahnya di pesantren.
Bagaimana sesungguhnya Kitab Ihya Ulumuddin dan kandungan isinya? Berikut catatan terang hal tersebut, sehingga Imam Al-Ghazali mendapat julukan Hujjatul Islam.
Kitab Ihya Ulumuddin adalah karya monumental dari Imam Al-Ghazali yang dianggap sebagai salah satu buku terpenting dalam tradisi Islam.
Buku ini membahas berbagai aspek kehidupan, mulai dari persoalan ibadah hingga moralitas dan spiritualitas. Berikut ini adalah ulasan singkat mengenai isi, struktur, dan kelebihan dari Ihya Ulumuddin:
Latar Belakang Penulisan
Imam Al-Ghazali, seorang cendekiawan besar dari abad ke-11, menulis buku ini dalam upayanya menjembatani pemikiran filsafat, hukum, dan tasawuf. Ihya Ulumuddin ditulis saat Al-Ghazali merasa perlu untuk menyeimbangkan pengetahuan agama dengan pengamalan yang benar, terutama setelah masa krisis spiritual yang beliau alami. Karya ini lahir sebagai bentuk pengajaran kepada umat Islam untuk memahami agama dengan pendekatan yang komprehensif.
Isi Buku: Buku Ihya Ulumuddin terbagi menjadi empat bagian utama yang menggabungkan teori dan praktik ajaran Islam:
1. Ibadah: Al-Ghazali memulai dengan mengulas dasar-dasar ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Ia tidak hanya membahas aspek hukum dari ibadah, tetapi juga makna spiritual di baliknya.
2. Adab (Etika): Dalam bagian ini, Al-Ghazali membahas pentingnya menjaga etika dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hubungan sosial, etika makan, hingga adab dalam berumah tangga. Bagian ini sangat detail dan relevan, karena mengajarkan umat Islam cara hidup yang baik dalam masyarakat.
3. Penyucian Jiwa: Al-Ghazali membahas sifat-sifat negatif seperti amarah, iri hati, dan kebencian, serta cara-cara membersihkannya. Bab ini merupakan bagian inti dari tasawuf yang berfokus pada pembersihan hati.
4. Tujuan dan Kehidupan Spiritual: Bagian ini mengajarkan perjalanan spiritual menuju kedekatan dengan Allah. Al-Ghazali mengajak pembaca untuk fokus pada esensi tujuan hidup, yaitu mencapai ridha Allah dan menumbuhkan cinta yang murni kepada-Nya.
Gaya Penulisan
Al-Ghazali menggunakan pendekatan yang mendalam dan reflektif. Buku ini kaya akan dalil dari Al-Quran dan hadits, serta ditambah dengan kisah-kisah inspiratif dan hikmah dari para ulama serta sahabat Nabi. Metode ini menjadikan Ihya Ulumuddin bukan hanya sebagai panduan ilmiah, tetapi juga sebagai motivasi spiritual bagi pembacanya.
Kelebihan Kitab atawa Buku
1. Keseimbangan Antara Ilmu dan Amal: Al-Ghazali menekankan bahwa pengetahuan tanpa amal tidak akan bermanfaat, begitu pula amal tanpa ilmu. Ini memberikan wawasan menyeluruh tentang pentingnya keseimbangan antara keduanya.
2. Menggabungkan Pemikiran Rasional dan Spiritual: Buku ini berusaha merangkul berbagai aspek pemikiran Islam, mulai dari fiqih hingga tasawuf, sehingga relevan bagi pembaca dari latar belakang yang berbeda.
3. Panduan Praktis untuk Kehidupan: Dengan membahas cara hidup, etika, dan ibadah, Ihya Ulumuddin menyediakan panduan praktis yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
### Kelemahan dan Tantangan
Bagi pembaca modern, bahasa dan gaya penulisan Al-Ghazali mungkin terasa berat. Beberapa bagian juga bisa menimbulkan interpretasi yang berbeda, tergantung pada latar belakang pemahaman pembaca.
Kesimpulan: Secara keseluruhan, Ihya Ulumuddin adalah karya yang sangat mendalam dan tetap relevan hingga saat ini bagi umat Islam yang ingin memperdalam pemahaman agamanya.kl
Kitab atau buku ini menjadi jembatan bagi mereka yang mencari keseimbangan antara pengetahuan agama dan praktik kehidupan sehari-hari dengan panduan yang kaya akan kebijaksanaan.
Demikian wallahu a'lam. Semoga bermanfaat. Amiin