AISC-Simeulue Pro 2018 Stimulan Penarik Kunjungan Wisatawan
Aceh International Surfing Championship (AISC)-Simeulue Pro 2018 menjadi magnet kuat penarik wisatawan.
Ada 14 negara di dunia terlibat dalam event besutan World Surf League (WSL) dan Asian Surfing Championship (ASC) atau WSL-ASC.
“Event-event seperti AISC-Simeulue Pro 2018 merupakan media terbaik untuk mendatangkan wisman. Kami optimistis, pariwisata di wilayah Simeulue akan semakin berkembang. Event ini menjadi media branding terbaik,” ungkap Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh.
Rivalitas AISC-Simeulue Pro 2018 sudah dimulai. Opening ceremony-nya sudah dilakukan Sabtu (1/9) di Pantai Matanurung, Teupah Tengah, Simeulue, Aceh. AISC-Simeulue Pro 2018 ini diikuti oleh 58 peserta dari 14 negara.
Selain tuan rumah Indonesia, event ini juga diikuti peselancar dari Jepang, Brazil, juga Selandia Baru. Masruroh menambahkan, jumlah peserta selalu mengalami penambahan.
“Jumlah dan asal negara para peserta AISC-Simeulue Pro 2018 ini terus bertambah dari tahun ke tahun. Saat ini jumlahnya maksimal. Hal ini membuktikan bahwa lokasi surfing di Simeulue sudah mendunia. Spot di sini memang salah satu yang terbaik di Indonesia untuk surfing,” lanjutnya.
Masuk dalam kalender WSL-ASC, AISC-Simeulue Pro 2018 memiliki standar kualitas internasional. Spot ini juga masuk dalam 10 lokasi surfing terbaik di Indonesia. Wilayah ini ditopang aspek 3A yang luar biasa. Yaitu, atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Masruroh kembali menjelaskan, AISC-Simeulue Pro 2018 berpotensi terus tumbuh menjadi lebih besar.
“Wilayah ini memiliki aspek 3A yang sangat bagus. Dengan keunggulan ini, AISC-Simeulue Pro 2018 ini bisa erus dirorong menjadi event yang lebih besar. Artinya, event ini bisa menarik peserta lebih banyak. Baik itu dalam jumlah, maupun asal negaranya,” jelas Masruroh lagi.
Berada di wilayah Simeulue, AISC-Simeulue Pro 2018 digelar di dua spot terbaik. Persaingan di gelar di Pantai Moudil atau Nancala, Teupah Barat, dan Pantai Indah Manurung, Teupah Tengah. Sebab, karakter ombak di dua lokasi surfing terbaik ini sangat khas. Masruroh mengatakan, para peserta AISC-Simeulue Pro 2018 bisa menikmati berbagai keindahan yang dimiliki wilayah ini.
“Ombak di wilayah Simeulue memang salah satu yang terbaik. Karakternya sangat khas. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para surfer. Yang jelas berada di Simeulue harus dimanfaatkan dengan baik. Wilayah ini memiliki berbagai atraksi terbaik, baik alam dan budayanya,” katanya.
Berbagai experience langsung didapatkan peserta begitu menginjakan kaki di Simeulue. Para surfer ini bahkan menikmati ‘ritual’ Peusijuk. Yaitu, para surfer mendapatkan tepung tawar sebelum turun ke laut.
Peusijuk ini jadi ritual khas masyarakat Aceh sebagai doa atas berbagai usaha yang dilakukan. Mereka selalu berharap diberikan keselamatan dan kesuksesan atas berbagai usaha yang dilakukan.
Selain Peusijuk, aneka seni budaya juga disajikan. Ada Tarian Pemulia Jamee, Debus, hingga Nanadong yang diiringi biola juga gendang.
Alam Simeulue juga sangat eksotis. Sebut saja Pantai Mincau dengan pasir putihnya atau Pantai Pasir Tinggi yang memikat. Ada juga Pantai Batu Berlayar, Pantai Ganting, juga Pantai Danau Tawar. Alternatif lain, Danau Lembah Air Terjun Putra Jaya dan menikmati lobster.
“Ini kekayaan dari Simeulue. Hal ini menjadi motor terbaik untuk menarik kunjungan wisatawan secara reguler. Artinya, para wisman bisa menikmati berbagai keindahan wilayah ini meski tidak ada kompetisi AISC-Simeulue Pro 2018,” ujarnya.
Memiliki kekuatan wisata bahari yang besar, Simeulue juga dilengkapi resort yang eksotis. Ada Mahi Mahi Surf Resort, Semeulue Surf Resort, Batu Rundung Resort, hingga Ranu Surf Camp. Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Bahari Indroyono Soesilo menerangkan, wilayah Simeulue jadi destinasi pariwisata unggulan.
“Potensi yang dimiliki Simeulue ini luar biasa besarnya. Wilayahnya sangat indah, apalagi dilengkapi dengan beragam budaya yang dimiliki masyarakat di sana. Kami yakin wilayah ini akan terus ramai, meski AISC-Simeulue Pro 2018 sudah berakhir. Aspek 3A-nya terbaik. Dengan potensi ini, pariwisata di Simeulue akan terus berkembang. Artinya, tingkat kesejahteraan masyarakat akan ikut naik,” terangnya.
Untuk menikmati persaingan AISC-Simeulue Pro 2018 dan destinasi lainnya tidaklah sulit. Memakai start dari Medan ke Simeulue, wisatawan bisa memakai Wing milik Group Lion Air. Rute ini dilayani pukul 12.45 WIB setiap harinya. Ada juga Kapal Feri dengan 3 rute. Kawasan Simeulue bisa ditembus dari Singkil, Kuala Bubon Aceh Barat, hingga Labuhan Haji-Aceh Selatan.
“AISC-Simeulue Pro 2018 ini event besar. Event ini memang ideal sebagai media promosi pariwisata Simeulue. Untuk itu, layanan terbaik harus selalu diberikan bagi para peserta AISC-Simeulue Pro 2018. Harapannya mereka terkesan, lalu menyebarkan kepada relasinya di mancanegara. Pokokya momentum ini harus dimanfaatkan untuk branding,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)
Advertisement