AIS Forum, Peluang Jadi Organisasi Internasional
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Negara-negara Kepulauan dan Negara Pulau atau Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 dibuka Presiden Joko Widodo di Nusa Dua, Bali pada Rabu, 11 Oktober 2023.
AIS Forum edisi pertama dihadiri oleh Perdana Menteri Timor-Leste Xanana Gusmao, Presiden Micronesia Wesley Simina, Perdana Menteri Niue Dalton Tagelagi, Perdana Menteri Sao Tome and Principe Patrice Emery Trovoada, dan Perdana Menteri Tuvalu Kausea Natano.
Menurut siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika, KTT AIS Forum 2023 juga dihadiri oleh Deputi Perdana Menteri Fiji dan Tonga, serta para menteri dari Maladewa, Marshall Islands, Palau, Seychelles, Singapura, Solomon Islands, Sri Lanka, dan Papua Nugini.
Selain itu, delegasi dari Cabo Verde, Selandia Baru, dan Madagaskar turut hadir, dipimpin oleh pejabat setingkat wakil menteri. Sedangkan Irlandia, Jepang, Siprus, Samoa, Malta, Inggris, Saint Lucia, Cook Islands, Filipina, Suriname, dan Bahrain, mengutus duta besar mereka.
Di KTT kali ini, hadir juga wakil dari empat organisasi internasional, yaitu Kelompok Kerja Sama Negara Melanesia (MSG), Forum Negara Kepulauan Pasifik (PIF), Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dan Badan Program Pembangunan PBB atau yang lebih dikenal sebagai UNDP.
Berikut penjelasan Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi:
Para pemimpin negara-negara pulau dan kepulauan sepakat untuk menjadikan Archipelagic and Island States (AIS) Forum sebagai sebuah organisasi internasional. Kesepakatan ini merupakan hasil dari KTT AIS Forum atau Forum Negara Pulau dan Kepulauan yang telah usai dilaksanakan di Nusa Dua, Bali pada Rabu, 11 Oktober 2023.
Hal ini merupakan bagian dari Deklarasi Bersama para pemimpin dan delegasi yang mengikuti KTT AIS Forum 2023. Deklarasi itu berjudul “Solidarity of the Archipelagic and Island States Forum” dan diterima oleh 32 negara partisipan dari total 51 negara anggota AIS Forum.
Para pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam konteks AIS Forum yang lebih bersifat charter based menuju pada pembentukan sebuah organisasi internasional.
Saat ini, dasar pendirian AIS Forum adalah Deklarasi Bersama Manado yang berlangsung pada 1 November 2018. Para pemimpin negara pulau dan kepulauan akan segera membicarakan peta jalan pembentukan charter atau piagam organisasi tersebut.
Para kepala negara, akan menugaskan menteri-menterinya untuk melaksanakan tugas itu. “Para leaders menugaskan para menteri dan juga SOM (Senior Officials Meeting) untuk mulai bicara roadmap dan untuk bicara mengenai mandat masalah modalities-nya.
Selain mencakup upaya pembentukan organisasi internasional, Deklarasi Bersama hasil KTT AIS Forum juga menyatakan empat prioritas kerja sama ke depan.
Pertama, adalah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Selain itu, yang kedua, terdapat prioritas kerja sama untuk ekonomi biru dan eco-tourism.
Prioritas ketiga adalah mengenai sampah laut, marine and coastal plastic debris. Yang keempat adalah tata kelola maritim atau good marine governance.
Forum AIS memiliki perbedaan dengan forum internasional lainnya. Forum AIS lebih memprioritaskan program kerja sama dan solusi inovatif yang berbasis pada masyarakat. Berbeda dengan organisasi internasional lain yang cenderung memiliki pendekatan top-down.
Jadi pada saat kita bicara mengenai masalah inclusiveness, we walk the talk. Bahwa kita betul betul inclusive, community-based dari bawah ke atas dan juga mencakup semua stakeholders.
Siapkan Dana Hibah
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia siap membantu sesama negara kepulauan dan negara berkembang. Salah satunya melalui bantuan finansial. Indonesia juga berkomitmen menyiapkan dana hibah untuk dimanfaatkan untuk kepentingan negara kepulauan dan negara berkembang.
Presiden tak merinci bentuk bantuan dana hibah tersebut. Namun, menegaskan Indonesia akan terus mengedepankan kepentingan negara-negara tersebut.
“Yang mulia, kepentingan negara kepulauan dan kepentingan negara berkembang secara konsisten terus Indonesia suarakan,” kata Jokowi.
Kita dapat terlihat dalam sikap Indonesia dalam berbagai forum internasional seperti KTT G20, KTT ASEAN, dan KTT AIS Forum yang sedang dilaksanakan sekarang.
Terdapat tiga hal yang dapat didorong oleh negara-negara tersebut melalui KTT AIS Forum 2023. Pertama, adalah prinsip solidaritas, kesetaraan, dan inklusivitas yang menjadi pegangan bersama.
Yang kedua, prioritas pada kerja sama konkret yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima.
Ketiga adalah kerangka kerja sama yang tangguh dan dinamis untuk menghadapi tantangan tantangan ke depan.
Sumber:
Konferensi pers usai mendampingi Presiden Joko Widodo selama sidang pleno KTT AIS Forum, Rabu 11 Oktober 2023.
Advertisement