AirNav Indonesia Sigap Dukung Menpar Amankan Jalur Udara
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, menjamu AirNav Indonesia di kantornya. Menurut Arief, AirNav adalah simpul penting yang mengawal wisatawan masuk ke Indonesia di jalur udara.
Dalam jamuan itu AirNav Indonesia menyatakan dukungannya terhadap mengembangkan sektor pariwisata oleh Kemenpar. Salah satu bentuk dukungan itu adalah, AirNav berencana meningkatkan kapasitas slot penerbangan dan pembangunan infrastruktur di beberapa bandara.
"Kami akan berkolaborasi dan sinergi dengan AP I, AP II, UPBU untuk meningkatkan keselamatan, kapasitas dan efisiensi penerbangan di Indonesia," ujar Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto.
Saat jamuan berlangsung, Novie Riyanto tak datang sendiri. Melainkan berombongan, bersama jajaran direksi dan para Kepala Divisi serta Kepala Bironya.
Nobie juga menggulirkan program-program strategis pada tahun 2018. "Bali misalnya, dari 30 akan kami tingkatkan menjadi 33 penerbanga. AirNav Indonesia saat ini juga dalam upaya mempercepat pengambilalihan Blok ABC dari Singapura dan Malaysia," ujarnya.
Flight Information Region (FIR) atau ruang udara RI di Blok ABC adalah ruang udara RI dari Batam hingga Natuna, yang dikelola oleh Singapura dan Malaysia sejak 1946. Percepatan pengambilalihan diperkirakan rampung 2019. AirNav Indonesia akan mengelola penerbangan di Blok ABC yang memiliki ketinggian di bawah 20.000 kaki.
Untuk melayani ruang udara di sektor ABC, AirNav Indonesia cabang Pontianak sudah dipersiapkan. Infrastruktur pendukung dan instalasi peralatan juga sudah dijalankan sejak 2012 lalu. Infrastruktur yang sudah disiapkan antara lain peralatan Automatic Dependent Surveillance - Broadcast (ADS-B), radio komunikasi, dan menentukan frekuensi khusus.
Selain itu, AirNav mempersiapkan fasilitas pengaturan lalu lintas udara atau Communication Navigation Surveillance (CNS)-Air Traffic Management (ATM), menambah Air Traffic Controller Working Positions, hingga penambahan sumber daya manusia berstandar internasional.
AirNav Indonesia secara konsisten mengungkapkan dukungannya juga terhadap upaya pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas yang digagas Kemenpar. Investasi peningkatan pelayanan navigasi penerbangan disiapkan senilai Rp 337 miliar dari total investasi AirNav Indonesia yang mencapai Rp 2,18 triliun.
Peningkatan pelayanan navigasi itu antara lain dilakukan di Cabang Pratama Lombok yang akan melakukan peremajaan dan mengadakan peralatan komunikasi penerbangan untuk menunjang pengembangan pariwisata di Mandalika.
Sedangkan pengembangan pariwisata di Bromo akan dibantu dengan peningkatan runway capacity Bandara Juanda dan peningkatan instrument procedure (PBN) di Cabang Madya Surabaya.
Selanjutnya untuk Danau Toba, Cabang Madya Medan akan membentuk unit ATFM, menggunakan aplikasi slot management CHRONOS, dan meremajakan peralatan komunikasi penerbangan. Unit Siborong-borong sebagai akses utama menuju Danau Toba, akan mengganti DVOR, membuat instrument flight, dan membangun gedung tower baru.
Cabang Madya Jogjakarta akan mengganti ATC System dan memperpanjang jam operasional penerbangan, sedangkan Cabang Pratama Semarang akan membangun tower ATC baru dan memperpanjang jam operasional penerbangan untuk mengoptimalkan akses menuju Borobudur.
Di Pulau Komodo, Cabang Pembantu Labuan Bajo akan meningkatkan layanan AFIS menjadi TWR dan memperpanjang jam operasional penerbangan. Unit Wakatobi dan Unit Morotai mencanangkan untuk meningkatkan kompetensi pelayanan AFIS sehingga penerbangan ke Wakatobi dan Morotai dapat ditingkatkan. Terakhir, Cabang Pembantu Tanjung Pandan akan meningkatkan pelayanan TWR dan mengadakan peralaatan electrical and mechanical support.
Untuk mendukung pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu dan Tanjung Lesung, runway capacity Bandara Soekarno-Hatta akan ditingkatkan oleh Cabang Utama JATSC, menjadi 86 per jam dan membangun New ATS System. Sedangkan Cabang Pratama Halim akan mengadakan dan meremajakan peralatan navigasi.
Dukungan untuk mengembangkan pariwisata dari AirNav membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya makin percaya diri. Menurut Menpar, penambahan slot penerbangan dibutuhkan untuk mendukung pariwisata. Sebab, sejumlah maskapai penerbangan juga sudah menyatakan kesiapannya menambah seat capacity.
"Dalam upaya memenuhi kebutuhan seat kita lakukan peningkatan kapasitas airport dengan berbagai strategi. Perlu pembangunan fisik, pengembangan bandara dan pembangunan bandara baru. Tapi itu tidak akan berjalan bila tidak ada penambahan slot penerbangan. AirNav sudah komit. Ini luar biasa. Terima kasih AirNav,” kata Arief Yahya.(*)
Advertisement