Pemkab Nyerah Atasi Banjir di Kalitengah
Pemerintah Kabupaten Lamongan berdalih sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani banjir yang terjadi di Kecamatan Kalitengah. Banjir sudah sebulan menggenang di wilayah ini. Namun sayang upaya tersebut belum berhasil mengurangi ketinggian air secar signifikan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Jannata Shiratama Mulyo Purwanto, mengatakan bahwa BPDB Lamongan sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan memompa debit air di Desa Melik Kalitengah, melalui pintu air Kuro di Karangbinangun, kali Corong di Glagah, tambak di Sembayat dan pintu air Wangen di Glagah.
“Ya kita sudah berupaya untuk memompa di Desa Melik Kalitengah itu,” kata Jannata, Sabtu 11 Mei 2019.
Hanya saja efek surutnya air setelah di pompa memang tidak terlihat seketika. Khususnya untuk wilayah Bengawan Njero. Kawasan Bengawan Njero terdiri dari Desa Tiwet, Njelak Catur, Mblajo, Gambuan dan Bojoasri, Kecamatan Kalitengah. Secara topografi tanah, wilayah ini memang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan wilayah lain atau lebih dikenal dengan istilah ledokan.
“Mungkin yang lainnya sudah surut, tapi wilayah Tiwet, Mblajo itu kan kawasan Bengawan Njero yang wilayahnya ledokan. Jadi gak bisa langsung surut,” tambah laki-laki paruh baya itu.
Sementara itu, jika air di wilayah Bengawan Njero harus dipompa, jalan satu-satunya adalah melalui aliran Sungai Mblawi. Namun sayangnya Sungai Mblawi saat ini pun sedang meluap. Normalisasi Sungai Mblawi pun masih belum bisa dilakukan, karena harus menunggu musim kemarau agar debit air lebih rendah.
“Normalisasi dengan pengerukan masih tunggu musim kemarau. Apalagi pengerukan di sepanjang Sungai Mblawi juga kan membutuhkan dana banyak. Kita masih nunggu persetujuan dari DPRD,” kata laki-laki yang akrab disapa Jannata ini.
Untuk langkah jangka panjang, pemerintah telah melakukan rapat koordinasi. Rapat ini juga melibatkan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Wilayah Solo untuk menanggulangi banjir di wilayah Lamongan, Gresik, Tuban, dan Bojonegoro yang dialiri secara langsung oleh Sungai Bengawan Solo.
“Kita sudah koordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air agar wilayah yang jadi langganan banjir itu lebih diperhatikan. Tapi ini kan cukup kompleks dan melibatkan banyak pihak. Karena muaranya dari Bengawan Solo, jadi kita juga perlu koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Solo,” tambahnya. (kik)