Air Belum Surut, Petani Tembakau Jember Terancam Gulung Tikar
Genangan ari di ratusan hektare tanaman tembakau di beberapa kecamatan di Jember bagian Selatan belum surut, dari Jumat hingga Sabtu 7-8 Juli 2023. Para petani masih terus berjibaku menguras air menggunakan mesin pompa yang terbatas.
Ketua BPO Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro mengatakan, sejak hari Jumat, 7 Juli 2023, para petani tembakau di Jember berjibaku menguras air. Namun, karena mesin penyedot air yang digunakan jumlahnya terbatas akhirnya upaya menguras air membutuhkan waktu yang cukup lama.
Selain karena alat penyedot air yang kurang memadai, air tak kunjung terkuras karena saluran irigasi yang berada di tepi sawah sudah dangkal. Sehingga saat air hampir habis terkuras terisi kembali karena saluran irigasi yang meluap karena hujan yang kembali turun.
Sejak hari pertama, anggota HKTI bersama Babinsa dan Babinkamtibmas, perwakilan dari desa sudah turun langsung meninjau langsung lahan milik petani yang terendam. Namun, kehadiran dari perwakilan Pemkab Jember baru turun pada hari ini, Sabtu, 8 Juli 2023.
“Hari ini sudah ada perwakilan dari pemerintah, polisi, dan TNI yang turun. Mereka bersama-sama dengan anggota HKTI tingkat kecamatan hingga kabupaten keliling membantu dan memantau dampak genangan air,” kata Jumantoro, Sabtu, 8 Juli 2023.
Diketahui, tanaman holtikultura dan tembakau yang terendam air hingga saat ini usianya beragam, mulai dari 1 hingga 3 bulan. Bahkan ada beberapa tanaman tembakau yang sudah siap panen, yang berada di Kecamatan Ambulu dan Wuluhan.
"Jika dalam waktu satu minggu masih tergenang, dapat dipastikan tanaman membusuk. Petani dipastikan sudah merugi," pungkas Jumantoro.
Sebelumnya, para petani terpukul melihat tanaman tembakau miliknya terendam air setinggi 20-50 cm. Kondisi tersebut menambah rangkaian penderitaan yang dialami petani tembakau, saat pemerintah kurang peduli.
Para petani tembakau menanam tembakau dengan modal yang cukup besar dari pinajaman bank. Namun, dengan modal besar tersebut para petani tembakau tidak mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi.