Ahok: Minoritas Bisa Kok Jadi Presiden, Asal...
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berpesan untuk tidak takut bermimpi menjadi pemimpin daerah bahkan Presiden. Pesan itu disampaikan kepada pemuda Surabaya khususnya etnis Tionghoa dan yang beragama non-Muslim.
Menurutnya, menjadi pejabat publik adalah hak semua warga negara. Meski berasal dari etnis dan agama non-mayoritas, selama dirinya bisa membela kebenaran, keadilan dan kemanusiaan, ia berhak untuk menjadi pemimpin bangsa.
“Tidak usah takut. Kalian takut gara-gara saya masuk Mako Brimob? Jangan takut. Semua punya kesempatan yang sama, Selama kalian pegang 3 hal itu,” ungkap Ahok dalam acara Seminar Kebangsaan di Surabaya, Senin 19 Agustus 2019.
Ia menceritakan bagaimana dulu ia sempat disepelekan orang lain tatkala ingin maju sebagai Bupati Belitung Timur. Sejak awal sang Ayah ingin Ahok menjadi Bupati. Apalagi saat sang ayah dengan lantang berbicara dengan seluruh keluarga dan kawannya yang merupakan salah satu kader partai Islam saat itu.
“Ayah saya bilang, sana Hok sekolah yang tinggi, pulang jadi Bupati di sini. Wah heboh semua. Padahal itu tahun 60’an yang tidak mungkin lah terwujud. Dia sudah bilang kemana-mana, kalau saya bakal jadi Bupati,” terangnya.
Semua orang mengganggap bahwa Ahok tak akan bisa menang di wilayah yang 90 persen lebih warganya beragama Islam. Karena dirinya merupakan Tionghoa dan non-muslim. Bahkan salah satu tetua partai bulan bintang (PBB) mengatakan bahwa apabila menggunakan hitungan politik, Ahok tak akan menang menjadi Bupati.
“Pada 2004 saat saya mau maju jadi Bupati, ada teman ayah saya yang bilang kalau tidak mungkin menang. Tapi ayah saya selalu bilang, kita tidak boleh merasa sebagai minoriti inferioriti. Teman bapak saya bilang, kalau bapakmu itu betul harapannya, kamu bisa menang jadi Bupati meskipun partai saya yang menguasai suara di sana,” ungkap Ahok.
Namun dengan keyakinan kuat, dan atas doa dari Ayahnya, pada tahun 2005, akhirnya Ahok terpilih sebagai Bupati Belitung Timur.
“Belitung Timur itu lumbung suara partai PBB kan. Tapi saya bisa menang di sana. Itu semua karena saya percaya atas semuanya. Saya tak pernah membeda-bedakan diri saya dengan orang lain. Saya tak pernah bilang saya Cina, saya selalu bilang saya orang Belitung,” ujarnya.
Maka dari itu, ia berharap, kepada generasi muda khususnya yang dianggap minoritas untuk tak terlalu memikirkan anggapan-anggapan negatif kepada dirinya. Selain itu, Ahok mengatakan, para pemuda harus memberikan dampak positif ke masyarakat, jika berkeinginan untuk maju sebagai Kepala Daerah.
“Jangan bilang anda Cina. Ya bilang anda orang Surabaya. Tapi yang jelas, anda harus bantu dulu orang lain. Jadi orang lain tak akan melihat anda sebagai orang Cina tapi sebagai orang yang membantu mereka lepas dari masalah,” pungas Ahok.