Ahmad Sayudina Gowes dari Bekasi–Jember untuk Ikut Festival Kebugaran
Daya tahan tubuh Ahmad Sayudina, warga Bekasi tidak diragukan lagi. Pria kelahiran Kediri berusia 58 tahun itu berkali-kali gowes menempuh jarak yang tak biasa.
Kini, pria yang dibesarkan di Yogyakarta itu berada di Jember, untuk mengikuti Festival Kebugaran Bupati Cup. Ia datang ke Jember tidak naik kendaraan umum, namun menggunakan sepeda ontel.
Sayudina menceritakan, ketahanan tubuh yang diperolehnya tidak datang tiba-tiba. Sayudina mengatakan dirinya tidak suka berolahraga dan pola makan yang tidak teratur.
Hingga pada tahun 2016 lalu, ia terkena penyakit TBC. Ia tidak menyerah dengan keadaan dan terus berusaha agar sembuh.
Sampai akhirnya, pada tahun 2016 akhir, ia diajak temannya bergabung dengan Lembaga Senin Pernafasan Satria Nusantara (LSPSN).
Sejak bergabung, Sayudina melakukan olahraga pernafasan secara rutin, minimal dua kali dalam sepekan.
Satu tahun rutin berolahraga pernafasan, TBC yang diderita Sayudina dinyatakan sembuh. Pada tahun 2017, Sayudina dianugerahi ketahanan fisik.
Sayudina mampu berlari hingga jarak ratusan KM. Dengan kemampuan itu, Sayudina pernah mengikuti lomba Marathon Ultra UI pada tahun 2023. Jarak yang secara normal bisa ditempuh selama 12 jam, Sayudina mampu sampai ke garis finish dalam waktu 7,5 jam.
Tak hanya itu, Sayudina juga sempat mengikuti lomba Maraton Bandung-Cirebon dengan jarak tempuh 161 KM.
Dengan ketahanan tubuh yang luar biasa itu, bersepeda jarak jauh bagi Sayudi bukan sebuah persoalan. Satu bulan yang lalu, ia gowes dari Bekasi menuju Bali. Bahkan dua pekan lalu, ia juga gowes dari Bekasi menuju Dieng.
Tak berhenti sampai di situ. Sayudina melanjutkan hobinya bersepeda ontel. Kali ini berangkat dari Bekasi menuju Jember. Sesuai rencana, besok Senin, 10 Juni 2024, Sayudina akan naik ke Bromo.
Bekasi-Jember ditempuh Sayudina dalam waktu enam hari. Selama dalam perjalanan, ia juga beristirahat selama enam kali. Selama menempuh jarak dari Bekasi-Jember, Sayudina dua kali mengganti ban dalam sepeda ontelnya.
Bukan di hotel atau losmen, Sayudina memilih beristirahat di tempat ia mencapai batas kekuatan kakinya. SPBU merupakan tempat yang paling banyak dipilih untuk beristirahat melepas lelah.
“Saya enam kali beristirahat sebelum akhirnya sampai ke Jember. Saya berhenti saat kaki saya sudah tidak bisa dipaksakan lagi dan harus beristirahat. Saya tidak sempat mencari penginapan atau hotel, sehingga biasa tidur di SPBU,” ungkapnya.
Lebih jauh Sayudina mengatakan, selain rutin berolahraga pernafasan, ia juga menjaga pola makan. Sayudina menghindari makanan instan dan gorengan.
Makanan yang dikonsumsi biasanya direbus dan dipanggang. Saat berada di rumah, Sayudina juga tidak menggunakan kompos gas, namun memakai tungku dengan bahan bakar kayu.
Sayudina berpesan kepada pemuda agar rutin berolahraga dan menjaga pola makan sejak dini. Sebab, saat berusia 30 tahun ke atas, daya tahan tubuh akan mengalami penurunan.
Bahkan, saat berusia 40 tahun ke atas otot sudah mulai menyusut, sehingga harus disiasati dengan rutin berolahraga dan menjaga pola makan.
“Intinya saya mengonsumsi makanan yang biasa dimakan kakek buyut kita. Semua makanan alami. Hindari makanan olahan tepung termasuk gorengan. Kalau masih muda tubuh jangan sampai melar perut buncit,” pungkasnya.