Ahlul Halli Wal-aqdi, Tentukan Rais PWNU Jatim di Konferwil 2018
"Menjadi fokus dalam Konferwil kali ini, selain menggodokan program organisasi, juga bakal memilih rais (Syuriah) dan ketua (tanfidziyah) PWNU Jatim periode lima tahun mendatang."
Dengan mengusung tema “Meneguhkan Kembali NU sebagai Payung Bangsa“, Konferensi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (Konferwil NU) Jawa Timur akan digelar pada bulan Juli ini. Tepatnya pada 28-29 Juli 2018 M atau bertepatan dengan tanggal 15-16 Dzulqa’dah 1439 H.
Lokasi perhelatan setiap lima tahun sekali ini, menurut rencana, digelar di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo Kediri.
Menjadi fokus dalam Konferwil kali ini, selain menggodokan program organisasi, juga bakal memilih rais (Syuriah) dan ketua (tanfidziyah) PWNU Jatim periode lima tahun mendatang. Acara ini bakal diikuti 5 peserta dari masing-masing cabang berjumlah 45 PCNU se-Jatim.
Selain itu, juga utusan PWNU dan PBNU, serta dua orang peninjau dari masing-masing PCNU.
“Dalam peraturan organisasi tidak ada batasan atau larangan jika dua kali menjabat tidak boleh dicalonkan lagi. Jadi, mau tiga kali, empat kali atau lima kali gak ada larang,” kata Koderi.
Ir Muhamad Koderi, MT, Ketua OC Konferwil NU Jatim, menjelaskan, Koferwil NU Jatim 2018 ini menunjuk Ketua SC Drs KH Syafrudin Syarif. Rapat panitia digelar pertama Selasa, 17 Juli, hari ini , di kantor PWNU.
Terkait sistem pemilihan, Koderi menjelaskan pemilihan rais akan menggunakan sistem Ahlul halli wal aqdi (AHWA). Sementara pemilihan ketua ditentukan dengan persetujuan rais terpilih.
“Bila pemilihan ketua belum bisa dipastikan apa pemilihan langsung oleh PCNU. Hal itu semua tergantung rais terpilih,” tegas Koderi, yang sukses melaksanakan pergelaran PWNU Jatim Award selama tiga kali, sejak 2016, 2017 dan 2018.
Hingga kini, belum ada kepastian siapa saja kandidat yang akan muncul di konferwil. Baik calon rais maupun calon ketua.
Terkait hal itu, akankah Rais tetap di pundak KH Anwar Manshur dan KH Hasan Mutawakil Alallah sebagai Ketua PWNU Jatim?
“Dalam peraturan organisasi tidak ada batasan atau larangan jika dua kali menjabat tidak boleh dicalonkan lagi. Jadi, mau tiga kali, empat kali atau lima kali gak ada larang,” kata Koderi.
Yang jelas, digelar Konferwil NU Jatim 2018 memang terkesan mendadak. “Ya, bukankah tokoh kita seperti pak Jusuf Kalla berpesan, ‘lebih cepat lebih baik’,” kata Koderi menambahkan. (red)